Sejarah Histerektomi
Tanggal 25 Desember 1809 adalah tanggal yang bersejarah bagi Para ahli bedah. Ketika itu, pertama kalinya dilakukan pembedahan abdomen untuk mengambil organ yang berpenyakit, yaitu kista ovarium yang sangat besar. Orang pertama yang melakukan pembedahan adalah Ephraim McDowell (1771-1830), yang berasal dari Skodandia dan bersekolah di Edinburgh, sedangkan wanita pertama yang menjalani pembedahan adalah Jane Todd Crawford (1762- 1842). Akan tetapi, saat itu McDowell mendapat banyak tentangan dari teman seprofesinya.
Pembedahan dilakukan tanpa menggunakan anestesi, antiseptik, atau antibiotika dan dilakukan di meja dapur. Operasi memakan waktu 25 menit. Lima hari kemudian Jane Todd Crawford sudah dapat bangun dan kurang lebih dua puluh hari kemudian pulang dalam keadaan sehat. Publikasi baru dilakukan sembilan tahun kemudian setelah dilakukan berapa "ovariotomi" lainnya. Semasa hidupnya, McDowell telah melakukan tiga belas kali "ovariotomi" dan hanya satu pasien yang meninggal. Ini merupakan catatan yang luar biasa karena saat itu sepsis dan peritonitis menjadi hal menakutkan yang mengikuti laparotomi.
Orang pertama yang memperkenalkan istilah "ovariotomi" adalah Charles Clay (1801-18- 93). Charles Clay dianggap sebagai ahli ovariotomi terhebat di Eropa. Sepanjang hidupnya Charles Clay melakukan 395 ovariotomi dengan hanya 25 mortalitas.
Ellis Burnham, dari Amerika Serikat merupakan orang yang pertama kali melakukan histerektomi dengan pasien berhasil selamat. Operasi tersebut dilakukan di Massachusetts pada tahun 1853. Selama tiga belas tahun berkarir, Burnham melakukan lima belas kali histerektomi, tetapi hanya tiga yang selamat. Pasien yang lain meninggal karena peritonitis, sepsis, dan perdarahan.
Kemudian pada bulan September, di tahun yang sama Kimball (dari Massachusetts) melakukan histerektomi pada pasien dengan tumor fibroid, dan pasien tersebut berhasil selamat. Pasien Kimbell merupakan orang pertama yang mendapat anastesi, menggunakan kloroform. Sebelum penemuan anastesia, ahli bedah sangat bergantung pada opiat, tanaman yang mengandung hiosiamus dan mandragora dan juga alkohol yang telah diketahui dapat membuat pasien tidak cukup sadar untuk dapat merasakan nyeri.
Histerektomi vaginal dilakukan pertama kali oleh Soranus di Ephesus, Yunani, tahun 120 M. Namun, ada juga referensi lain yang menyebutkan bahwa prosedur ini juga pernah dilakukan tahun 50 SM oleh Themison dari Athena. Prosedur yang dilakukan Soranus, yaitu pengambilan uterus yang mengalami inversi dan menjadi gangrenous. Ureter dan kandung kencing sering kali ikut terpotong sehingga pasien kerap meninggal. Schenck dari Grabenberg melaporkan 26 kasus selama awal abad ke-17. Pembedahan dilakukan oleh Andreas da Crusce pada tahun 1560, dan Volkaner dari Nuremburg tahun 1675 dan pasiennya berhasil selamat.
Baudelocque dari Perancis memperkenalkan teknik membuat uterus menjadi prolaps, kemudian memotong uterus dan aksesorisnya. Baudelocque melakukan 23 kali pembedahan selama 16 tahun sejak tahun 1800, tetapi memberikan kredit bagi Lauvariol untuk menjadi ahli bedah yang melakukan prosedur tersebut pertama kali di Perancis. Conrad Langenbeck, dari Gottingen, seorang ahli bedah tentara Hannover dan profesor anatomi dan bedah yang terkenal di masanya, melakukan histerektomi vagina elektif untuk karsinoma pada tahun 1813. Namun, Langenbeck tidak mempublikasikannya hingga tahun 1817. Sayangnya, tidak ada satu pun kolega yang memercayainya. Spesimennya menghilang dan asistennya meninggal dua minggu kemudian sehingga tidak ada yang dapat bersaksi. Akhirnva, Langenbeck dapat membuktikan bahwa dia pernah melakukan operasi dari pemeriksaan postmortem.
Tahun-tahun berikutnya teknik histerektomi abdominal diperbarui dan distandardisasi oleh Freund. Kemudian, Czerny melakukan hal yang sama untuk histerektomi vaginal. Histerektomi yang terencana pertama kali dilakukan pada uterus gravid pada tahun 1876 oleh Poffo dari Milan. Histerektomi radikal kanker serviks diperkenalkan oleh ahli bedah Jerman, Schuchardt, kemudian diperbarui dan dipopulerkan oleh Ernst Wertheim, ahli bedah terkenal dari Vienna. Akhir abad ke-19 dan awal abad ke-20 diperkenalkan instrumentasi yang dimodifikasi khusus, anastesia dan antiscptik, dan angka mortalitas histerektomi vaginal menurun cepat. Pada tahun 1886 menjadi kurang lebih 15%, tahun 1890 mencapai 10%, dan pada tahun 1910 mencapai 2,5%.
Hingga akhir perang dunia kedua, histerektomi yang dilakukan adalah prosedur sub-total. Fungsinya untuk mengurangi kemungkinan infeksi pelvis dan cedera ureter, khususnya, pada era pra-antibiotik untuk mengurangi kemungkinan infeksi asendens dan peritonitis. Setelah adanya antibiotika, prosedur histerektomi juga meliputi pengambilan serviks, dan orang yang pertama kali melakukannya adalah E.H. Richardson dari Amerika Serikat pada tahun 1929.
Laparoskopi pertama kali diperkenalkan di Eropa pada tahun 1940 oleh Hans Frangenheim dari Konstanz dan Raoul Palmer dari Paris. Laparoskopi menjadi alat diagnostik yang penting dalam ginekologi dan memungkinkan dilakukannya prosedur yang relatif minor, seperti sterilisasi wanita, ventrosuspensi, dan pungsi atau fenestrasi kista ovarium. Harry Reich melakukan histerektomi laparoskopi yang pertama kali di dunia pada tahun 1989 di William Nesbitt Memorial Hospital, Kingston, Pennsylvania, Amerika Serikat.
Pustaka
Manual Histerektomi Oleh dr. Imam Rasjidi, Sp.OG(K) Onk
Tidak ada komentar:
Posting Komentar