Gawat janin: Gawat janin, yang ditunjukkan dengan adanya bradycardia berat, irregularitas denyut jantung anak atau adanya pola deselerasi yang terlambat, kadang-kadang menyebabkan perlunya sectio caesarea darurat. Angka sectio caesarea tinggi pada pasien-pasien yang dimonitor. Hal ini tidak mengherankan karena indikasi utama untuk tindakan monitoring adalah kasus-kasus dengan predisposisi hipoksia janin. Namun demikian, gawat janin bukanlah alalan utama bagi meningkatnya angka sectio caesarea. Permasalahan yang disertai dystocia merupakan indikasi utama bagi persalinan per abdominam. Suatu indikasi sectio caesarea yang baru disebut sebagai intoleransi janin pada persalinan /feral intolerance of labor). Keadaan ini terlihat pada pasien-pasien yang persalinannya tidak menentu. Stimulasi dengan oxytocin menghasilkan abnormalitas pada frekuensi denyut jantung anak. Dikerjakan sectio caesarea dan dilahirkan bayi normal tanpa gejala kegawatan.
Cacat atau kematian janin sebelumnya: Khususnya pada ibu-ibu yang pernah melahirkan bayi yang cacat atau mati dilakukan sectio caesarea elektif.
Prolapsus litniculus umbilicalis: Prolapsus funiculus umbilicalis dengan cervix yang tidak berdilatasi sebaiknya diatasi dengan sectio caesarea, asalkan bayinya berada dalam keadaan baik.
Insulisiensi placenta: Pada kasus retardasi pertumbuhan intrauterin atau kehamilan postmaturg dengan pemeriksaan klinis dan berbagai test menunjukkan bahwa bayi dalam keadaan bahaya, maka kelahiran harus dilaksanakan. induksi tidak mungkin terlaksana atau mengalami kegagalan, sectio caesarea menjadi indikasi. Dengan meningkatnya kemampuan dokter-dokter anak untuk menyelamatkan bayi-bayi yang kecil dan kalau memang diperlukan, sectio caesarea dapat memberikan kesempatan hidup dan kesempatan untuk berkembang secara normal kepada bayi-bayi ini.
Diabetes maternal: Fetus dari ibu diabetik cenderung lebih besar daripada bayi normal; keadaan ini bisa mengakibatkan kesulitan persalinan dan kelahiran. Meskipun bayi-bayi ini berukuran besar, namun perilakunya menyerupai bayi prematur dan tidak bisa bertahan dengan balk terhadap beban persalinan lama. Kematian selama persalinan dan pascalahir sering terjadi. Di samping itu, sejumlah bayi meninggal dalam kandungan sebelum maturitasnya tercapai.Karena adanya bahaya terhadap keselamatan fetus ini dan karena proporsi timbulnya toxemia yang tinggi pada ibu hamil yang menderita diabetes, maka kehamilan perlu diakhiri sebelum waktunya. Jika keadaannya menguntungkan dan persalinan diperkirakan berlangsung mudah serta cepat, maka dapat dilakukan induksi persalinan. Akan tetapi pada primigravida dan multipara dengan cervix yang panjang dan tertutup atau dengan riwayat obstetrik yang jelek, sectio caesarea adalah metode yang dipilih.
Inkompatibilitas rhesus: Kalau janin mengalami cacat berat akibat antibodi dari ibu Rh-negatif yang menjadi peka dan kalau induksi serta persalinan per vaginam sukar terlaksana, maka kehamilan dapat diakhiri dengan sectio caesarea bagi kasus-kasus yang terpilih demi keselamatan janin.
Postmortem caesarean: Kadang-kadang bayi masih hidup bilamana sectio caesarea segera dikerjakan pada ibu hamil yang baru saja meninggal dunia.
Ittleksi virus herpes pada traktusgenitalis: Virus herpes menyebabkan infeksi serius yang sering fatal pada bayi barn lahir. Kalau dalam jalan lahir terdapat virus herpes pada saat kelahiran. maka sedikitnya 50 persen dari bayi-bayi yang lahir akan terinfeksi dan separuh di antaranya akan cacat berat, bila tidak meninggal, akibat infeksi herpetik ini. Bahaya terbesar timbul kalau infeksi primer genital terjadi 2 hingga 4 minggu sebelum kelahiran. Transmisi lewat placenta tidak begitu penting bila dibandingkan dengan kontak langsung selama persalinan
Pustaka
Ilmu Kebidanan: Patologi Dan Fisiologi Persalinan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar