1. Ubah posisi ibu untuk mengurangi tekanan pada tali pusat dan memperbaiki aliran darah uterus, terurama posisi terlentang miring ketika uterus menghalangi aliran balik darah melalui vena kava inferior.
2. Perbaiki hipotensi. Jika perubahan posisi gagal memperbaiki hipotensi, geser uterus menjadi pembuluh darah besar dengan tekanan manual, tinggikan tungkai, pasang bebat elastik pada kaki dan berikan outran IV secae cepat. Kardiotonika (misal, efedrin) mungkin diperlukan untuk memulihkan tekanan abdomen.
3. Kurangi aktivitas uterus. Hentikan oksitosin jika digunakan. Tokolitik, sekarang sedang diuji, belum disetujui untuk pemakaian luas pada kEadaan akut.
4. Hiperoksigenasi. Berikan 6-7 liter/menit oksigen dengan masker dan pastikan oksigenasi ibu penuh untuk meningkatkan hantaran oksigen ibu-janin.
5. Perbaiki ketidakseimbangan metabolik. Jika ibu asidosis, berikan natrium bikarbonat untuk memperbaiki ketidakseimbangan. Namun demikian, janin mungkin lambat memberi respon. Hipoglikemia ibu akan memberi repon terhadap pemberian glukosa hipertonik (50 gram IV).
6. Pastikan diagnosis. Pengambilan sampel pH darah dari kulit kepala janin akan memastikan diagnosis dugaan asidosis dan hipoksia pada kcadaan yang membahayakan jiwa.
7. Siapkan tenaga yang perlu untuk keadaan darurat. Ahli kandungan jarang dapat bertindak sendiri untuk memberikan semua perawatan yang diperlukan bagi ibu dan perinatal yang berada dalam bahaya. Karena itu, perawat kcbidanan, ahli anestesi, dan ahli neonatologi atau tim resusitasi neonatus hams disiapkan.
8. Lahirkan perinatal. Jika langkah-langkah ini gagal, harus diupayakan pelahiran untuk menyelamatkan perinatal. Cara pelahiran harus ditentukan secara perorangan menurut status persalinan, kemungkinan persalinan per vaginam dan faktor ibu.
Pustaka
Obstetri dan Ginekologi Oleh Ralph C. Benson & Martin L. Pernoll
sebenarnya untuk ranjang bayi baby box / baby cot yang bagus itu yang stainless steel atau yang plastik atau yang kayu ya?
BalasHapus