1) Tindakan obstetri (versi)
2) Ketakseimbangan fetopelvik
3) Letak lintang yang diabaikan (kasep)
4) Kelebihan dosis obat bagi nyeri persalinan atau induksi persalinan
5) Jaringan parut pada uterus: keadaan setelah seksio sesaria, miomenukleasi, operasi Strassmann, eksisi baji suatu tuba
6) Kecelakaan (kecelakaan lalu lintas), sangat jarang "Kasus klasik" pada ruptura uterus (1-3) jarang terjadi.
Penyebab tersering saat ini:
Ruptura uteri setelah seksio sesaria
Penyebab yang biasa berikutnya:
Penggunaan obat berlebihan atau tidak terkontrol (intramuskular untuk menghilangkan nyeri persalinan)
Diagnosis
1) Ruptura uteri mengancam (hampir lahir)
a) Peningkatan aktivitas kontraksi persalinan (gejolak nyeri persalinan)
b) Terhentinya persalinan
c) Regangan berlebihan dengan nyeri pada segmen bawah rahim (se- ring gejala utama)
d) Pergerakan cincin Bandl ke atas
e) Tegangan pada ligamen rotundum
f) Kegelisahan wanita yang akan bersalin
7) Ruptura yang sebenarnya
a) Kontraksi persalinan menurun atau berhenti mendadak (munculnya sebagian atau seluruh janin ke dalam rongga abdomen yang bebas)
b) Berhentinya bunyi jantung janin atau pergerakannya atau keduanya
c) Peningkatan tekanan akibat arah janin
d) Gejala rangsangan peritoneal (nyeri difus, 'muscular defence' dan nyeri tekan)
e) Keadaan syok peritoneal
f) Perdarahan eksternal (hanya pada 25% kasus)
g) Perdarahan internal: anemia, tumor yang tumbuh cepat di camping rahim yang menunjukkan hematoma karena ruptura inkompletus (terselubung)
3) Ruptura tenang
Karena ruptura jaringan parut, bentuk yang tersering terjadi saat ini, sering kita tidak mempunyai gejala klasik; secara luar biasa tidak terdapat gejala.
• Setiap keadaan syok yang tak dapat dijelaskan intrapartum atau pascapersalinan harus dicurigai disebabkan oleh ruptura uteri!
Terapi
Laparotomi (walaupun diduga ruptura)
1) Histerektomi total: umumnya ruptura meluas ke segmen bawah uteri, sering ke dalam serviks
2) Histerektomi supravaginal hanya dalam kasus gawat darurat
3) Sedikit pikiran sehat untuk membersihkan uterus dan menjahit ruptura: bahaya ruptur baru pada kehamilan berikutnya sangat tinggi
4) Pada hematoma parametrium dan angioreksis (ruptura pembuluh darah). buang hematoma hingga bersih; jika perlu ikat arteri iliaka interna (hipogastrikum)
Pengobatan antisyok harus dimulai bahkan sebelum dilakukan operasi!
Sediakan darah lengkap yang diawetkan, berikan ekspander sampai plasma darah tiba
Transpor
Sekalipun hanya ada kecurigaan ruptura uteri, kirim penderita ke rumah sakit terdekat
Sebelum itu:
1) Mulai infus (Macrodex, Haemaccel, Plasmafundin)
2) Hubungi ahli bedah lewat telepon
3) Bila tahu, laporkan golongan darahnya
4) Jangan mencoba melahirkan janin
Pengiriman penderita harus disertai oleh dokter!
Referensi
Gawat Darurat - Ginekologi dan Obstetri - EGC
Tidak ada komentar:
Posting Komentar