Fase-fase persalinan
Sangat berguna untuk mendefinisikan persalinan sebagai suatu seri dari 4 fase fisiologis. yang ditandai oleh pelepasan miometrium dari efek inhibisi selama kehamilan dan aktivas stimulan terhadap kontraktilitas uterus. Fase 0 meliputi mayoritas kehamilan. Selama fase ini, uterus tetap dalam keadaan tenang akibat satu atau lebih penghambat kontraktilitas. Zat-zat penghambat meliputi progesteron, prostasiklin, mural oksida, peptida yang terkait dengan hormon paratiroid (parathyroid hormone-related peptide. PTHrP), peptida yang terkait dengan gen kalsitonin (calcitonin gene-related peptide), relaksin, adrenomedulin, dan peptida intestinal vasoaktif (vasoactive intestinal peptide, VIP). Menjelang akhir kehamilan yang normal, uterus mengalami proses aktivasi (fase 1). Selama aktivasi, sejumlah protein yang berhubungan dengan kontraksi meningkat di bawah pengaruh estrogen. Protein ini meliputi reseptor miometrium untuk prostaglandin dan oksitosin, kanal ion membran, dan koneksin 43, suatu komponen kunci pada gap junction. Peningkatan gap junction pada miometrium selama aktivasi akan mengaktifkan sel-sel miometrium terdekat secara elektrik dan memaksimalkan koordinasi gelombang kontraksi yang bergerak dari fundus uteri ke serviks. Fase 2 dalam persalinan disebut stimulasi. Selama stimulasi, oksitosin dan prostaglandin (PG) yang menstimulasi seperti PGE2 dan PGF2alfa, dapat menginduksi kontraksi pada uterus. Serviks berdilatasi. Janin, membran, dan plasenta dikeluarkan dari uterus pada proses yang disebut kelahiran. Fase 3 pada persalinan yang terjadi setelah kelahiran dan disebut involusi. Selama involusi, kontraksi yang terus-menerus pada uterus menyebabkan hemostasis yang diperlukan dan akhirnya mengurangi uterus postpartum yang membesar masif ke ukuran yang sedikit lebih besar dari keadaan sebelum kehamilan.
Pustaka
Aag Sistem Reproduksi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar