Burns et al (2000) berhasil memberikan minyak esensial ke lebih dari 8000 wanita untuk meredakan nyeri persalinan, dengan kurang dari 1% mengalami efek samping atau komplikasi, semuanya minor, dan tidak memengaruhi janin/bayi. Kvorning et al (1998) menemukan bahwa akupunktur merupakan sebuah metode efektifdalam meredakan nyeri persalinan dan mengurangi kebutuhan untuk mendapat analgesia lain, saat dibandingkan dengan kelompok kontrol. Hasil positif telah didapat oleh Cardini dan Weixin (1998) dan Kanakura et al (2001) dengan moxibustion, sebuah teknik Pengobatan Tradisional Cina yang menempelkan panas ke-67 titik akupunktur di Kandung Kemih untuk memperbaiki presentasi sungsang, jika dibandingkan dengan versi sefalik eksternal dan kontrol. "Panas" dalam bentuk pasta jahe yang ditempelkan ke titik akupunktur yang sama, juga telah berhasil digunakan untuk memengaruhi versi sefalik (Cai et al, 1990), dan hipnotis dapat memberi strategi tambahan untuk mengelola presentasi sungsang (Mehl, 1994).
Daun raspberry tampak memperpendek persalinan, mengurangi kecenderungan pelahiran kurang bulan atau lewat bulan dan mengurangi insidensi amniotomi atau pelahiran melalui pembedahan (Parsons et al, 1999). Terapi relaksasi pada wanita yang mengalami persalinan kurang bulan dapat membantu memperpanjang kehamilan dan meningkatkan berat badan bayi jika dibandingkan dengan kelompok kontrol (Janke, 1999). Refleksologi juga telah terbukti memberi efek menguntungkan pada durasi persalinan dan persepsi nyeri wanita (Motha McGrath, 1993; Feder et al, 1993). Akan tetapi, bukti penggunaan caulophyllum homeopati untuk menginduksi persalinan dianggap tidak mencukupi (Smith, 2001). Pematangan serviks dengan menggunakan akupunktur mungkin mudah dilakukan (Rabl et al, 2001), dan keberhasilan induksi kontraksi uterus telah dicapai dengan stimulasi saraf listrik transkutan pada titik akupunktur khusus (Dunn et al, 1989).
Masase perineum dalam periode antenatal dapat membantu mengurangi kebutuhan untuk episiotomi dan risiko laserasi kedua dan ketiga (Shipman et al, 1997). Dale dan Cornwell (1994) menginvestigasi penggunaan minyak lavender untuk pemulihan perineum pada lebih dari 650 ibu postpartum dan meskipun hasilnya tidak dapat menyimpulkan pemulihan luka, wanita dilaporkan merasa jauh lebih santai dan mengalami lebih sedikit nyeri perineum. Pada wanita yang mengalami inkontinensia fekal setelah trauma obstetri, pelatihan biofeedback telah terbukti lebih bermanfaat dibandingkan umpan balik sensori, dengan peningkatan kontinensia dan otot anal (Fynes et al, 1999).
Walaupun terapi komplementer cenderung digunakan dengan lebih waspada pada wanita yang mengalami komplikasi kehamilan, pemberian tablet bawang putih di trimester ketiga dapat mengurangi terjadinya hipertensi, tetapi tidak terbukti efektif dalam mencegah preeldamsia (Zinaei et al, 2001). Suplemen nutrisi dengan kalsium dapat juga menjadi cara mengurangi keparahan preeklampsia tetapi bukan insidensinya (Wanchu et al, 2001), meskipun Atallah et al (2000) mendukung studi lebih lanjut untuk menentukan dosis optimum.
Sebuah studi di Cina menunjukkan perbedaan bermakna pada sekelompok wanita yang mengalami hipertensi akibat kehamilan yang diberikan sediaan rhubarb dengan nifederpin, dibandingkan dengan sekelompok wanita yang hanya diberi nifederpin, dan penulis berdalil bahwa sediaan rhubarb dapat mengurangi kerusakan sel endotelial vaskular dan mengubah keseimbangan imun (Wang & Song, 1999).
Pustaka
Mual dan Muntah Kehamilan Seri Asuhan Kebidanan Oleh Denise Tiran
Tidak ada komentar:
Posting Komentar