PERDARAHAN ANTEPARTUM
Definisi
Perdarahan antepartum adalah perdarahan per vaginam pada usia kehamilan di atas 28 minggu atau lebih.
Klasifikasi
1. Perdarahan yang berhubungan dengan kehamilan
• Plasenta previa
• Solusio plasenta
• Perdarahan pada plasenta letak rendah
• Pecahnya sinus marginalis
• Pecahnya vasa previa
2. Perdarahan yang tidak berhubungan dengan kehamilan
• Pecahnya varises vagina
• Perdarahan polip servikalis
• Perdarahan pada perlukaan serviks
• Perdarahan karena keganasan serviks
Intervensi
Penanganan umum pada perdarahan antepartum adalah :
1. Siapkan fasilitas tindakan gawat darurat
2. Lakukan pemeriksaan secara cepat pada keadaan umum ibu, termasuk tanda vital.
3. Jika dicurigai adanya syok, segera lakukan penanganan syok.
4. Pasang infus dan berikan cairan intravena. Lakukan restorasi cairan dan darah sesuai dengan kebutuhan.
5. Jangan lakukan pemeriksaan dalam pada setiap perdarahan anteparturn, kecuali di meja operasi.
PLASENTA PREVIA
Definisi
Plasenta previa adalah plasenta dengan implantasi di sekitar segmen bawah rahim sehingga dapat menutupi sebagian atau seluruh ostium uteri internum.
— Tanpa rasa sakit terjadi secara tiba - tiba.
— Tanpa sebab yang jelas.
— Dapat berulang dan Perdarahan menimbulkan penyulit pada ibu maupun janin dalam rahim.
Pada inspeksi dijumpai :
• Perdarahan per vaginam encer sampai bergumpal.
• Pada perdarahan yang banyak, ibu tampak anemis.
Pemeriksaan fisik ibu
• Dijumpai keadaan bervariasi dari keadaan normal sampai syok.
• Kesadaran penderita bervariasi dari kesadaran baik sampai koma.
• Pada pemeriksaan, dapat dijumpai
— Tekanan darah, nadi, dan pernapasan dalam batas normal.
— Tekanan darah, nadi, dan pernapasan meningkat.
— Daerah ujung menjadi dingin
— Tampak anemis.
Pemeriksaan khusus kebidanan
Palpasi abdomen
— Janin belum cukup bulan, tinggi fundus uteri sesuai dengan umur kehamilan.
— Karena plasenta di segmen bawah rahim, dapat dijumpai kelainan letak janin dalam rahim dan bagian terendah masih tinggi.
Pemeriksaan denyut jantung janin
— Bervariasi dari normal sampai asfiksia dan kematian janin dalam rahim.
Pemeriksaan dalam
Pemeriksaan dalam dilakukan di atas meja operasi dan siap untuk segera mengambil tindakan. Tujuan pemeriksaan dalam adalah:
— Menegakkan diagnosis pasti.
— Mempersiapkan tindakan untuk melakukan operasi persalinan atau hanya memecahkan ketuban.
— Hasil pemeriksaan dalam teraba plasenta sekitar ostium uteri intcrnum.
Pemeriksaan penunjang
— Pemeriksaan USG
— Mengurangi pemeriksaan dalam
— Menegakkan diagnosis.
Intervensi
1. Segera lakukan operasi persalinan untuk dapat menyelamatkan ibu dan anak atau mengurangi kesakitan dan kematian.
2. Pecahkan ketuban di atas meja operasi dilanjutkan dengan pengawasan untuk dapat melakukan pertolongan lebih lanjut.
3. Jika terjadi perdarahan pada plasenta previa, rujuk ke tempat pertolongan persalinan yang mempunyai fasilitas yang cukup.
Rujukan penderita plasenta previa sebaiknya dilengkapi dengan:
• Pemasangan infus untuk mengimbangi perdarahan
• Sedapat mungkin diantar oleh petugas
• Dilengkapi dengan keterangan secukupnya
• Dipersiapkan donor darah untuk transfusi.
Pertolongan persalinan SC merupakan bentuk pertolongan yang paling banyak dilakukan.
SOLUSIO PLASENTA
Definisi
Solusio plasenta adalah terlepasnya plasenta sebelum waktunya dengan implantasi normal pada kehamilan lebih dari 28 minggu.
Etiologi
1. Trauma langsung terhadap uterus
• Terjatuh, terutama tertelungkup
• Tendangan anak yang sedang digendong
• Atau trauma langsung lainnya
2. Trauma kebidanan, yaitu solusio plasenta, terjadi karena tindakan kebidanan yang dilakukan
• Setelah versi luar
• Setelah memecahkan ketuban
• Persalinan anak kedua hamil kembar
• Pemeriksaan penunjang, seperti Pemeriksaan USG, Mengurangi pemeriksaan dalam, Menegakkan diagnosis.
Diagnosis
1. Anamnesis
• Terdapat perdarahan disertai rasa nyeri
• Terjadi spontan atau karena trauma
• Perut terasa nyeri
• Diikuti penurunan sampai terhentinya gerakan janin dalam rahim.
2. Pemeriksaan
Pemeriksaan fisik umum
— Keadaan umum penderita tidak sesuai dengan jumlah perdarahan
— Tekanan darah menurun, nadi, dan pernapasan meningkat
— Penderita tampak anemis
Pemeriksaan khusus
— Palpasi abdomen : Perut tegang terus - menerus, terasa nyeri saat dipalpasi, bagian janin sukar ditentukan
— Auskultasi : Denyut jantung janin bervariasi dari asfiksia ringan sampai berat.
— Pemeriksaan dalam : Terdapat pembukaan, ketuban tegang dan menonjol
3. Pemeriksaan penunjang dengan USG dijumpai perdarahan antara plasenta dan dinding abdomen.
Intervensi
Solusio plasenta ringan
1. Lakukan penanganan secara konservatif, jika perut tegang sedikit, perdarahan tidak terlalu banyak dan keadaan janin masih baik.
2. Lakukan sesar jika perdarahan terus berlangsung, ketegangan makin meningkat, namun kondisi janin masih baik
3. Lakukan rawat inap jika perdarahan berhenti dan keadaan baik pada kehamilan prematur.
Solusio plasenta sedang dan berat
1. Pasang infus dan transfusi darah
2. Pecahkan ketuban
3. Induksi persalinan atau lakukan sesar
Dalam menangani solusio plasenta, mungkin bidan melakukan rujukan dengan memberi pertolongan kedaruratan seperti memasang infus, tidak melakukan pemeriksaan dalam, diantar petugas yang dapat memberikan pertolongan, mempersiapkan donor dare masyarakat atau keluarga, dan menyertakan keterangan tentang apa yang telah dilakukan untuk memberikan pertolongan pertama.
Komplikasi
Komplikasi pada ibu, meliputi :
1. Perdarahan, yang dapat menimbulkan :
• Variasi turunnya tekanan darah sampai keadaan syok
• Perdarahan tidak sesuai dengan keadaan penderita anemis sampai syok
• Kesadaran bervariasi dare baik sampai koma.
2. Gangguan pembekuan darah
• Masuknya tromboplastin ke dalam sirkulasi darah yang menyebabkan pembekuan darah intravaskular disertai hemolisis
• Terjadi penurunan fibrinogen sehingga hipofibrinogen dapat mengganggu pembekuan darah.
3. Oliguria
• Terjadinya sumbatan glomerulus ginjal dan dapat menimbulkan produksi urine makin berkurang
4. Perdarahan pascapartum
• Pada solusio plasenta sedang sampai berat, terjadi infiltrasi darah ke otot rahim sehingga mengganggu kontraksi dan menimbulkan perdarahan karena atonia uteri
• Kegagalan pembekuan darah menambah banyaknya perdarahan.
Komplikasi pada janin ditandai dengan adanya perdarahan yang tertimbun di belakang plasenta yang mengganggu sirkulasi dan nutrisi ke arah janin sehingga dapat menimbulkan asfiksia ringan sampai berat dan kematian janin dalam rahim.
Rintangan kejadian asfiksia sampai kematian janin dalam rahim bergantung pada seberapa besar bagian plasenta telah lepas dari implantasinya di fundus uteri.
Pustaka
Seri Asuhan Kebidanan: Kehamilan, Oleh Lily Yulaikhah, SSiT,EGC.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar