Depresi pascanatal

Depresi pascanatal merupakan episode depresi nonpsikotik yang dimulai atau memanjang hingga periode pascapartum. Gambaran klinis depresi pascanatal dapat disamakan dengan depresi yang terjadi di luar pengalaman melahirkan dan mencakup: mudah berurai air mata, letargi, mudah tersinggung, cemas, terlalu sensitif, gangguan pola tidur, harga diri rendah, dan ketakutan yang tidak rasional. Sebaliknya, dinyatakan bahwa tanda dan gejala yang disebutkan tersebut dapat dianggap sebagai respons normal terhadap tuntutan kebutuhan untuk menjadi seorang ibu (Paradice 1995). Episode depresi pascanatal dapat dimulai antara 2-4 minggu setelah melahirkan dan dapat berlangsung selama 2-6 bulan, biasanya pulih dalam waktu 1 tahun. Penyelidikan Rahasia di Inggris tentang Kematian Maternal melaporkan bahwa kematian akibat sakit mental merupakan penyebab utama kedua mortalitas maternal.

Jika seluruh kematian dalam kategori ini dicatat dengan akurat, penyakit mental dapat menjadi penyebab utama kematian. Gangguan psikiatrik diketahui menyebabkan atau berkontribusi pada 12% kematian maternal, 10% di antaranya disebabkan oleh bunuh diri. Kasus yang diulas secara rinci dalam Penyelidikan Rahasia menunjukkan bahwa kasus bunuh diri empat kali lipat cenderung terjadi pada masa 9 bulan setelah melahirkan dibandingkan selama masa kehamilan. Wanita yang telah melahirkan yang telah berhasil bunuh diri memperlihatkan tanda peringatan selama kehamilan dan peningkatan faktor risiko, termasuk: riwayat menyakiti diri sendiri, depresi, mengalami peristiwa hidup yang buruk, kurangnya dukungan sosial, dan isolasi sosial. Untuk meningkatkan angka deteksi gangguan kesehatan mental sehingga mampu memengaruhi intervensi sejak dini, rekomendasi dari penyelidikan rahasia menyatakan bahwa skrining antenatal yang akurat harus dilakukan bersamaan dengan penatalaksanaan dini penyakit psikiatrik pascanatal yang telah teridentifikasi.

Pustaka
Ilmu kesehatan masyarakat untuk mahasiswa kebidanan