Sabtu, 30 April 2011

Etika Pasangan Infertilitas

Perkembangan penanganan pasangan infertilitas telah mendorong untuk menegakkan etika pelaksanaan. Ketetapan etika penanganan pasangan infertilitas sebaiknya dapat menjawab beberapa pertanyaan sebagai berikut:
1) Siapakah yang berhak menangarti pasangan infertilitas?
2) Siapakah yang berhak melakukan inseminasi buatan?
3) Bagaimana sikap dalam menghadapi pelaksanaan bayi tabung?
4) Dapatkah dibenarkan jika hamil dengan ibu pengganti?
5) Bagaimana sikap bila gagal memberikan pelayanan?
6) Bagaimana sikap menghadapi rekayasa bayi ala Frankenstein?

Inisiasi Menyusui Dini (IMD)

Inisiasi menyusui dini (IMD) merupakan kemampuan bayi rnulai menyusu sendiri segera setelah dia dilahirkan. Cara melakukan IMD ini disebut pula breast crawl atau merangkak untuk mencari puting ibu secara alamiah. Pada prinsipnya IMD merupakan kontak langsung antara kulit ibu dan kulit bayi, bayi ditengkgrapkan di dada atau di perut ibu selekas mungkin setelah seluruh badan dikeringkan (bukan dimandikan), kecuali pada telapak tangannya. Kedua telapak tangan bayi dibiarkan tetap terkena air ketuban karena bau dan rasa cairan ketuban ini sama dengan bau yang dikeluarkan payudara ibu, dengan demikian ini menuntun bayi untuk menemukan puting. Lemak (verniks) yang menyamankan kulit bayi sebaiknya dibiarkan tetap menempel. Kontak antarkulit ini bisa dilakukan sekitar satu jam sampai bayi selesai menyusu.

Jumat, 29 April 2011

Aspek - Aspek Etik Dalam Profesi Obstetri dan Ginekologi

Hipokrates (469 - 377 SM) merupakan tokoh kedokteran dan filsafat Yunani, yang dianggap Bapak Ilmu Kedokteran Modern, dengan menegakkan diagnosis secara sistematis, mempelajari gejala penyakit, dan berusaha mencari jalan pengobatan dengan metode empiris dan rasional.

Dengan demikian, Hipokrateslah yang telah berusaha untuk memisahkan bahwa penyakit bukan disebabkan oleh kutukan / hukuman Dewa atau kekuatan lainnya. Akan tetapi, dalam pengobatan tetap memperhatikan aspek agama yang dapat mempengaruhinya.

Aesculapius, dianggap sebagai Dewa penyembuh Yunani, bila dalam pengobatan bermimpi didatangi oleh "ular lambang jiwa Aesculapius", berarti sembuh.

Lambang kedokteran :
• Gelas berisi air kehidupan.
• Dililit ular yang melambangkan Dewa kesembuhan Yunani.
Dewa Dhavantari, di India dianggap menerima langsung wahyu ilmu dan teknologi kedokteran "Ayurweda dari Bhatara Indra / Siwa.

Dewa Dhavantari digambarkan :
• Tangan kiri : Memegang kendi berisi air kehidupan.
• Tangan kanan : Setangkai daun (lambang tumbuh - tumbuhan sumber obat), Kitab (lambang iptek kedokteran), Lintah (lambang binatang pengisap racun dalam tubuh), dan Pisau (lambang penyakit yang dapat disembuhkan dengan tindakan operasi).

Pada setiap Ayurvedic college di india, akan dijumpai patung yang melambangkan Dewa Dhavantari.
Dengan memperhatikan kedua lambang ilmu pengetahuan dan teknologi kedokteran, gambaran Dewa Dhavantari lebih mencerminkan perkembangan IPTEK Kedokteran modern.

Dalam pelayanan kesehatan kini kembali memandang menusia seutuhnya sehingga pengobatan secara "holistik" makin mendapat perhatian.

Pengertian aspek agama dalam pengobatan, terutama dalam etika dan estetika sehingga Hipokrates mengemukakan, ilmu kedokteran adalah ilmu yang mulia sehingga hanya orang - orang yang sanggup menjunjung tinggi kehormatan diri dan kemampuan profesinya layak menjadi dokter.
Demikianlah dalam menjalankan profesi kedokteran yang didasari oleh "kepercayaan" dan penuh "kerahasiaan" aspek etika profesi sangat penting.

Untuk dapat menjunjung tinggi martabat profesi, diperlukan kemampuan kontrol profesi yang berlandaskan norma masyarakat, norma hukum, dan norma profesi dokter.

Sumpah dokter
yang bersumber dari "Sumpah Hipokrates" merupakan dasar motivasi dan sumber etika profesi dokter, sehingga pemahaman terhadap hakekat dan makna sumpah dokter merupakan modal utama dalam menjalankan profesi dokter.

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi kedokteran telah meningkatkan peranan profesi, dalam upaya meningkatkan kemampuan profesi mulai diagnosis dini sampai terapi yang canggih. Dampak dari perkembangan tersebut telah menyebabkan ketergantungan kemampuan intelektual terhadap teknologi kedokteran yang dapat disebut sebagai "erosi intelektual".

Penggunaan perkembangan teknologi yang sangat mahal dan memerlukan biaya operasional perlu diatur, sehingga tidak menimbulkan dampak merugikan dan overutilasi yang memberikan kesan terjadi "erosi etika profesi".

Meningkatkan pengetahuan masyarakat dalam berbagai aspek kehidupan telah mendorong masyarakat ikut serta mempersoalkan kesehatannya dan merasa mendapatkan hak dan perlindungan hukum. Masyarakat merasa berhak untuk mendapatkan penjelasan medis sebelum transaksi terapeutik dilaksanakan, terutama dalam tindakan operasi dan mengikatkan diri mempergunakan informed consent.

Menghadapi masalah obstetri dan ginekologi berbagai faktor etik yang ikut serta mempengaruhi intervensi medis perlu dipertimbangkan, diantaranya :
a. Penderita adalah wanita.
b. Keuntungan dan kerugian intervensi medis.
c. Dalam bidang obstetri perlu dipertimbangkan janin sebagai penderita atau bahkan human being.
Kapan hidup dimulai.
• Maternal-fetal konfliks.
• Etika genetik reproduksi.
• Masalah abortus.
• Etika tatalaksana anomali janin trimester ketiga.
d. Etika penanganan pasangan infertilitas.
e. Etika pelayanan ultrasonografi.
f. Etika menghadapi penderita terminal.
g. Etika tuntutan kelahiran well born baby dan well health mother.
h. Etika pelayanan gerakan keluarga berencana.
i. Etika pemeriksaan laboratorium.
j. Etika menghadapi kehamilan dengan kecanduan.
k. Etika dalam penelitian klinik.

Ruang gerak pekerjaan dokter sangat dibatasi oleh kaidah - kaidah yang berlaku dalam masyarakat dan kaidah profesi, yaitu :

• Kaidah etika masyarakat yang menilai apakah seorang dokter telah menjalankan profesinya sesuai dengan tata susila yang berlaku dalam masyarakat.

• Kaidah hukum menunjukkan bahwa dokter tidak kebal hukum, tetapi dapat dituntut hukum, bila melakukan pelanggaran.

• Kaidah profesi yang dilandasi oleh Sumpah Dokter dan Kode Etik Kedokteran Indonesia

Dengan demikian seorang dokter diperlukan kemampuan adaptasi dalam ruang gerak yang sempit, tetapi dapat memenuhi tuntutan masyarakat yang bernilai tinggi.

Bila dikaji dalam sumpah dokter terdapat tiga hal pokok yang menjadi dasar transaksi medis dalam obstetri, yaitu :

• Saya akan membuktikan hidup saya guna kepentingan perikemanusiaan.
• Kesehatan penderita senantiasa akan saya utamakan.
• Saya akan menghormati setiap hidup insani mulai dari saat pembuahan.

Pustaka

Akselerasi Pematangan Seksual Komplit dan Inkomplit

Akselerasi Pematangan Seksual
Prekoksia seksual didefinisikan sebagai onset pematangan seksual lebih dari atau sama dengan 2,5 SD atau lebih awal dibanding usia normal (misal, onset ciri seks sekunder < usia 8 tahun atau menarke < usia 10 tahun). Akselerasi pematangan seksual dapat komplit atau inkomplit.

Akselerasi Pematangan Seksual Inkomplit
Telarche Prematur Perkembangan jaringan payudara tersendiri (satu atau kedua payudara) sebelum usia 8 tahun (diluar periode neonatus) dianggap sebagai telarche prematur dan seringkali terjadi antara usia 1 dan 3 tahun. Tidak ada perubahan pada pertumbuhan tulang dan tidak ada efek estrogen pada vagina. Biopsi payudara sebaiknya tidak dilakukan, dan tidak ada terapi khusus yang diindikasikan.

Penyebab Kematian Janin

Kematian Janin
Angka lahir matt untuk berat badan lahir 500 g atau lebih telah jauh menurun selama dekade terakhir. Bersama dengan penurunan angka lahir mati, pola kausa lahir mati juga berubah bermakna. Dengan kemajuan dalam bidang obstetrik, genetika klinik, ilmu kedokteran feto-maternal dan neonatus, dan patologi perinatal, semakin banyak kasus lahir mati yang sernula dikategorikan sebagai "tidak diketahui sebabnya" sekarang dikaitkan dengan kausa tertentu. Informasi semacam ini dapat meningkatkan penatalaksanaan kehamilan berikutnya.

Kausa kematian janin vang umum adalah infeksi, malformasi, hambatan pertumbuhan janin, dan solusio plasenta. Akan tetapi, lebih dan seperempat kematian janin tidak dapat dijelaskan sebabnya.

Kamis, 28 April 2011

Proses Perubahan Anak Menuju Masa Pubertas

Sebelum masa remaja, tidak terjadi pelepasan gonadotropin releasing hormone (GnRH) normal secara pulsatil, yang disebut juga luteinizing hormone - releasing hormone (LHRH). Dengan dimulainya akitivitas hipotalamus ini, hipofisis mengeluarkan FSH, dan proses stimulasi ovarium akan menghasilkan estrogen.

Respons organ target terhadap meningkatnya estrogen secara bertahap dan akhirnya progesteron, menentukan perubahan yang terjadi selama masa remaja, sehingga terjadi pubertas.

Pematangan seksual dapat mengalami kemajuan melalui serangkaian kejadian khas selama 2 - 4 tahun atau dapat dipercepat atau terlambat secara abnormal.

Pada awal proses menuju pubertas, sistem genital mengalami perubahan - perubahan yang terlihat jelas.
• Genitalia eksterna secara bertahap mendekati bentuk dewasa.

• Mukosa vagina berkembang pesat menjadi lebih tebal, menjadi lebih berbeda dari serviks dan mencapai ukuran panjang dewasa (10 - 12 cm).

• Vagina juga menjadi lebih dapat meregang dan lebih lembab dan asam disertai munculnya kembali lakrobasilus.

• Korpus ureri membesar dua kali panjang serviks, dan ovarium turun ke dalam pelvis minor.

• Premenarche lanjut ditandai dengan pertumbuhan somatik yang cepat dan seringkali ditandai pula dengan perubahan ciri seks sekunder yang cepat.

Kamis, 21 April 2011

Kelainan Ginekologis Pada Anak Pramenarche

Vulvovaginitis
Vulvovaginitis mungkin merupakan masalah ginekologis yang paling sering terjadi pada masa kanak - kanak. Anak perempuan mempunyai kerentanan yang tinggi terhadap infeksi karena mukosa vagina yang atrofi dan tipis (kekurangan stimulasi estrogen), tercemar oleh feces (higiene yang buruk), dan mekanisme imunitas vagina yang relatif terganggu.

Vulvovaginitis non spesifik merupakan infeksi polimikroba yang menyebabkan gangguan homeostasis, biasanya terjadi secara sekunder akibat higiene yang buruk atau benda asing. Vulvovaginitis akibat inokulasi sekunder berasal dari darah atau karena inokulasi kontak kuman patogen yang menginfeksi bagian tubuh lain dengan vagina (misal, infeksi saluran kemih, infeksi saluran pernapasan atas).

Depresi pascanatal

Depresi pascanatal merupakan episode depresi nonpsikotik yang dimulai atau memanjang hingga periode pascapartum. Gambaran klinis depresi pascanatal dapat disamakan dengan depresi yang terjadi di luar pengalaman melahirkan dan mencakup: mudah berurai air mata, letargi, mudah tersinggung, cemas, terlalu sensitif, gangguan pola tidur, harga diri rendah, dan ketakutan yang tidak rasional. Sebaliknya, dinyatakan bahwa tanda dan gejala yang disebutkan tersebut dapat dianggap sebagai respons normal terhadap tuntutan kebutuhan untuk menjadi seorang ibu (Paradice 1995). Episode depresi pascanatal dapat dimulai antara 2-4 minggu setelah melahirkan dan dapat berlangsung selama 2-6 bulan, biasanya pulih dalam waktu 1 tahun. Penyelidikan Rahasia di Inggris tentang Kematian Maternal melaporkan bahwa kematian akibat sakit mental merupakan penyebab utama kedua mortalitas maternal.

Model Charting By Exception (CBE) Dalam Dokumentasi Kebidanan

Model Charting by Exeption (CBE) merupakan model dalam dokumentasi kebidanan yang terdiri dari beberapa unsur inti di antaranya lembar alur (flowsheet), catatan standar praktik, protokol instruksi, data dasar kebidanan, rencana kebidanan herdasarkan diagnosis kebidanan, dan catatan perkembangan SOAP.

1. Lembar alur
Lembar alur (flowsheet) sering digunakan dalam kebidanan umumnya untuk mendokumentasikan pengkajian fisik. Lembar alur dalam CBE dapat berupa lembar instruksi dokter, catatan grafik, catatan penyuluhan, dan catatan pemulangan yang kesemuanya dalam satu lembar.

2. Standar praktik
Dalam sistem CBE juga terdapat standar praktik kebidanan. Standar praktik dapat mengurangi kesalahan dalam pendokumentasian yang sesuai dengan lingkup praktik bidan.

Rabu, 20 April 2011

Anomali Kongenital Pada Vagina

Septum Vagina
Septum vagina dapat transversal atau longitudinal. Septum transversal terbentuk akibat kesalahan kanalisasi vagina embrionik dan dapat terjadi pada tingkat mana pun. Septum pada bagian atas biasanya terbuka, sedangkan septum di bagian bawah vagina mungkin tidak berlubang dan menimbulkan mukokolpos atau hematokolpos.

Septum inkomplit dapat didiamkan hingga menarche, ketika eksisi komplit dapat lebih mudah dilakukan. Septum transversal komplit sebaiknya diinsisi pada saat didiagnosis agar terjadi drainase hingga menarche, ketika eksisi komplit septum yang tersisa dan pelekatannya berupa jaringan ikat subepitel yang padat dapat dilakukan.

Selasa, 19 April 2011

Pemeriksaan Ginekologi Pada Bayi Baru Lahir, Anak dan Remaja Muda

PEMERIKSAAN GINEKOLOGI
Bayi Baru Lahir
Karena pemeriksaan dalam biasanya tidak diperlukan dan sulit dilakukan pada usia ini, pemeriksaan terbatas pada genitalia eksterna saja. Nilai penampakan keseluruhan, sambil mencari kelainan selain ambiquitas diferensiasi kelamin.

Klitoris yang abnormal atau membesar mendukung adanya hiperplasia adrenal kongenital. Lakukan inspeksi patensi himen untuk menyingkirkan adanya himen imperforata atau agenesis vagina. Pada pemeriksaan rektum dapat teraba serviks, tetapi normalnya tidak ada organ rcproduksi lain yang akan teraba.

Anak
Hindari penggunaan alat penunjang kaki untuk pemeriksaan ginekologis (stirrup), karena genitalia dapat terlihat dengan baik bila anak pada posisi kaki katak (lutut fleksi, kaki abduksi penuh) di atas meja periksa atau pangkuan ibu.

Perbedaan Sistem Reproduksi Anak dan Remaja

GINEKOLOGI ANAK DAN REMAJA
Sistem reproduksi pada pasien anak dan remaja berbeda dengan pasien dewasa, sehingga memerlukan teknik dan perlengkapan khusus untuk pemeriksaan. Masalah ginekologis pada anak dan remaja dapat sangat berbeda dibanding wanita dewasa tetapi mungkin tidak kalah serius.

Baik anatomi maupun fisiologi sistem reproduksi akan berubah dari keadaan terstimulasi hormon pada bayi baru lahir menjadi keadaan relatif bebas estrogen pada anak kecil hingga berkembangnya kewanitaan selama masa remaja.

PERTIMBANGAN ANATOMIS DAN FISIOLOGIS
Bayi baru lahir
Sistem reproduksi bayi perempuan yang baru lahir sudah mengalami stimulasi berkepanjangan oleh hormon ibu yang didapat secara transplasenta.

Senin, 18 April 2011

ASKEB Antenatal

Asuhan kebidanan antenatal meliputi beberapa langkah, yaitu pengkajian, diagnosis, identifikasi tindakan segera, rencana/intervensi, implementasi, dan evaluasi.

PENGKAJIAN (LANGKAH I)
Pengkajian meliputi anamnesis, riwayat psikososial, riwayat kesehatan, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan laboratorium.

Anamnesis
Anamnesis tritium meliputi nama, umur, alamat, pekerjaan, kebangsaan/suku, tingkat pendidikan, agama, harapan terhadap kehamilan, tingkat kehidupan ekonomi, kebiasaan yang diyakini tentang kehamilan atau pandangan tentang kehamilan, pandangan tentang sistem pelayanan kesehatan, perkawinan, dan usia menikah. Anamnesis keluarga meliputi penyakit dalam keluarga yang dapat memengaruhi kehamilan, baik langsung maupun tidak. Sebagai contoh, penyakit menular (mis., tuberkulosis), epilepsi, lepra, malaria, penyakit kelamin, diabetes melitus, penyakit jantung, hipertensi, dan kelainan darah. Anamnesis medis untuk mengetahui penyakit yang sedang dialami dan penyakit yang pernah dialami ibu, baik langsung maupun tidak langsung, yang memengaruhi kehamilan, persalinan, dan nifas. Anamnesis kebidanan meliputi data tentang haid (menarke, siklus, dan HPMT); kehamilan, persalinan, dan nifas sebelumnya; riwayat ginekologi; serta riwayat kehamilan sekarang.

Penyebab Terjadinya Kehamilan Ektopik

Perjalanan hasil konsepsi dapat terganggu dalam perjalanan sehingga tersangkut dalam lumen tuba. Tuba fallopii tidak mempunyai kemampuan untuk berkembang dan menampung pertumbuhan janin sehingga setiap saat, kehamilan yang terjadi terancam pecah.

Kehamilan ektopik merupakan kehamilan yang berbahaya karena tempat implantasinya tidak memberikan kesempatan untuk tumbuh kembang mencapai aterm. Perjalanan klinik kehamilan ektopik bervariasi, sehingga bidan dapat dimintai pertolongan pertama.

Oleh karena itu, bidan di daerah pedesaan perlu mengetahui kemungkinan terganggunya kehamilan ektopik, sehingga dapat melakukan rujukan medis.

Terdapat dua pengertian yang perlu mendapat perhatian, yaitu kehamilan ektopik adalah kehamilan yang berimplantasi di luar endometrium normal dan kehamilan ekstrauterin adalah kehamilan yang berimplantasi di luar uterus.

Sabtu, 16 April 2011

KPD dan 6 Faktor Penyebabnya

Ketuban Pecah Dini
Ketuban atau cairan amnion adalah cairan yang memenuhi rahim yang diproduksi sel - sel trofoblas. Cairan ini merupakan sumber makanan janin dalam kandungan. Sejak berusia 12 minggu, janin mulai minum air ketuban dan mengeluarkannya melalui air seni. Cairan itu berada dalam kantung, yang disebut kantung ketuban, yang terdiri dari jaringan tipis kurang dari 1 milimeter.

Dinding kantung ketuban tidak berisi pembuluh darah sehingga tidak ada perdarahan ketika pecah. Ketika usia kehamilan semakin tua, dinding ketuban semakin tipis namun masih cukup kuat menahan tekanan yang semakin besar dari janin, sampai saat waktu persalinan. Bahkan ada dinding ketuban yang harus dipecahkan dokter bila saat persalinan ketuban belum pecah.

Kamis, 14 April 2011

Amenorhea Hingga Dewasa? Curigai Hymen Imperforatus

Selaput dara tak berlubang (Hymen imperforatus)
Kasus ini memang tidak banyak dan langka. Namun, apabila anak perempuan sudah masanya menstruasi, ternyata belum juga memperolehnya, harus dicurigai kemungkinan selaput daranya tak berlubang.

Normalnya, selaput dara harus berlubang. Lubang ini diperlukan agar darah haid bisa mengalir keluar dari liang rahim. Jika selaput dara rapat tanpa lubang, kendati menstruasi sudah berlangsung, namun darah haidnya tidak mungkin dapat keluar dari vagina, sehingga tertahan di belakang selaput dara lalu menumpuk di dalam saluran vagina.

Kehamilan Pada Anak-Anak Dan Remaja

Kehamilan prekoks atau kehamilan muda terjadi pada anak perempuan dengan pubertas prekoks dan pernah dilaporkan terjadi pada usia kurang dari 6 tahun. Sebagian besar kasus melibatkan kekerasan seksual atau inses. Terdapat peningkatan insiden persalinan prematur, hipertensi diinduksi kehamilan, dan abortus spontan jika pasien berusia kurang dari 9 tahun, persalinan abnormal terjadi pada >50 % kasus dan kematian neonatal mencapai 35 %.

Penanganan Preeklamsia ringan, sedang, berat, dan Eklamsia

TATA LAKSANA
Preeklamsia ringan dan sedang
a. Bisa rawat jalan dengan anjuran untuk banyak istirahat/ tirah baring.
b. Diet rendah garam dan tinggi protein.
c. Pemberian medikamentosa: sedativa (diazepam), anti hipertensi: alfa metil DOPA (R: dopamet, aldomet) dan anti agregasi platelet asam metil salisilat (R: aspirin, aspilets). Anti hipertensi dan anti agregasi platelet diberikan menurut indikasi.
Pasien preeklamsia ringan yang dilakukan rawat inap, bila penyakit membaik dapat dilakukan rawat jalan; sedangkan jika penyakit menetap atau memburuk, kehamilan dapat diakhiri pada usia kehamilan 37 minggu.

Rabu, 13 April 2011

Klasifikasi Bahaya Pada Kehamilan Lanjut

Bahaya pada kehamilan lanjut, meliputi perdarahan per vaginam, sakit kepala hebat, penglihatan kabur, bengkak di wajah dan jari - jari tangan, pengeluaran cairan per vaginam, gerakan janin tidak terasa, dan sakit perut hebat

PERDARAHAN ANTEPARTUM
Definisi
Perdarahan antepartum adalah perdarahan per vaginam pada usia kehamilan di atas 28 minggu atau lebih.

Klasifikasi
1. Perdarahan yang berhubungan dengan kehamilan
• Plasenta previa
• Solusio plasenta
• Perdarahan pada plasenta letak rendah
• Pecahnya sinus marginalis
• Pecahnya vasa previa

Selasa, 12 April 2011

Terapi Perdarahan Pada Masa Nifas

Perdarahan pada Masa Nifas
DEFINISI
Perdarahan pada masa nifas ialah suatu keadaan dimana terjadi perdarahan 2 minggu (14 hari) atau lebih setelah kelahiran, perdarahan bisa banyak ataupun sedikit.

KRITERIA DIAGNOSIS
• Perdarahan berulang dan biasanya menetap.
• Biasanya disertai demamlfebris, frekuensi nadi meningkat, bahkan kadang - kadang sampai syok dan anemis.
• Fundus uteri biasanya masih tinggi, disertai kontraksi uterus yang lemah.
• Ginekologik : uterus masih besar, disertai nyeri tekan (jika ada infeksi), lembek, perdarahan per vaginam. Acapkali dijumpai sisa plasenta di kavum uteri.

Kriteria Penegakan Diagnosis Asfiksia Intrauterin

DEFINISI
Asfiksia intrauterin adalah suatu keadaan dimana janin dalam rahim kekurangan oksigen dan kemudian diikuti dengan penimbunan asam asetat serta karbon dioksida (CO2) sehingga mengakibatkan keadaan asidosis intrauterin. Biasanya, keadaan ini terjadi karena terjadi gangguan dalam pertukaran gas (gas exchange), bisa terjadi secara akut (misalnya kompresi tali pusat) dan juga secara kronik (misalnya kehamilan post-term).

Komplikasi Postoperasi Sterilisasi Laparoskopi

Kauterisasi tuba falopii di bawah penglihatan laparoskopi adalah salah satu metode sterilisasi permanen. Sering pasien dipulangkan segera setelah tindakan selesai. Kemungkinan komplikasi yang dapat memerlukan perawatan gawat darurat mencakup perdarahan intraabdomen, infeksi postoperasi dan luka bakar usus.

Pada kasus luka bakar usus, gejala dapat tidak timbul sampai tiga sampai tujuh hari setelah operasi. Biasanya pasien mengeluh nausea dan anoreksia progresif sampai nyeri abdomen bawah yang bersifat kram. Dcmam ringan dapat merupakan gejala penyerta. Gejala terus bertambah hebat sampai vomitus dikombinasi dengan ileus dan peritonitis yang nyata.

Minggu, 10 April 2011

Penatalaksanaan kedaruratan apa yang menjadi prioritas dalam trauma obstetrik?

Penatalaksanaan kedaruratan apa yang menjadi prioritas dalam trauma obstetrik?
a. ABC. Prioritas resusitasi yang segera adalah sama tanpa memedulikan keadaan kehamilan pasien. Penatalaksanaan awal ditujukan pada tindakan resusitasi dan stabilisasi ibu, mengingat jiwa janin bergantung sepenuhnya pada ibu.

Penentuan Taksiran Partus (Tp)

PENENTUAN TAKSIRAN PARTUS (TP)

Definisi
Taksiran partus (TP) biasanya 280 hari, atau 40 minggu setelah hari pertama haid terakhir (HPHT) normal. Taksiran ini mungkin dihitung selama 266 hari, atau 38 minggu dari ovulasi terakhir pada siklus normal 28 hari. TP dapat ditentukan secara matematis dengan menggunakan aturan Nagele: Bulan HPHT dikurang 3, lalu tanggal HPHT ditambah 7.

Jumat, 08 April 2011

Diameter-diameter kepala janin

Diameter-diameter tersebut adalah jarak antara titik-titik tertentu pada tengkorak janin. Ukurannya bervariasi dan teristimewa diameter anteroposterior yang masuk kedalam panggul ibu tergantung pada berat ringannya flexi atau extensi kepala janin.

1. Diameter biparietalis adalah antara tuber parietale kanan kiri. Diameter biparietalis adalah diameter transversa yang terbesar dan berukuran 9.5 cm.
2. Diameter bitemporalis terletak di antara os temporalis. Panjangnya 8.0 cm dan merupakan diameter transversa yang terpendek.
3. Diameter suboccipitobregmatica berjalan dari pertemuan antara permukaan bawah os occipitale dengan leher ke pusat bregma.

Konsep Dasar Asuhan Antenatal Pada Penapisan Antenatal

Penapisan Antenatal (Antenatal Screening)
Konsep dasar pada pemberian asuhan antenatal didasarkan pada tes dan pengkajian untuk mendeteksi kemungkinan masalah atau penyimpangan dengan segera guna memungkinkan tindakan preventif atau korektif. Beberapa profesional kesehatan berharap bahwa wanita harus mengambil semua pilihan skrining dan, jika suatu kelainan ditemukan, kehamilan harus dihentikan atau wanita tersebut harus menjalani pembedahan intrauteri invasif. Hal ini sangat sulit, keputusan yang sangat bersifat individual. Trauma dan stres dapat menetap selama bertahun-tahun, terlepas dari hasil akhirnya. Keterbukaan tentang tes dan investigasi membantu penerapan teknologi dan menyiapkan wanita untuk menghadapi kemungkinan hasil tes.

Selasa, 05 April 2011

Persalinan Percobaan (Test Of Labor)

Persalinan percobaan adalah percobaan persalinan yang dilakukan untuk membuktikan apakah persalinan dapat berlangsung per vaginam atau harus dilakukan melalui seksio sesarea dengan memperhatikan:
- penurunan kepala janin;
- terjadinya moulage kepala.

Penggunaan obat-obatan pada masa hamil

Mengidentifikasi penggunaan obat pada masa hamil sangat penting, paling tidak untuk tiga alasan berikut: membantu wanita yang ingin berhenti merokok, mengidentifikasi janin dan bayi berisiko, dan mengidentifikasi wanita yang berisiko terinfeksi HIV. Wanita yang menggunakan obat obatan tidak akan tertolong, kecuali mereka diidentifikasi. Jika klinisi tidak menanyakan penggunaan obat-obatan, persepsi tenaga kesehatan tersebut dikenal sebagai fenomena NIMO (bukan urusan saya [not in my office]). Klinisi ini yakin bahwa kliennya tidak menggunakan obat-obatan.

Dispareunia: rasa nyeri saat berhubungan

Seperti yang dimunculkan dalam bagian terakhir, kemampuan wanita untuk menikmati hubungan seksual sering digunakan sebagai petunjuk penyembuhan perineum. Jadi, pertama-tama kita sebaiknya mempertimbangkan faktor patofisiologis yang dikaitkan dengan dispareunia pascanatal yang terjadi pada sebagian besar ibu baru (Hay-Smith & Mantle, 1996). Faktor yang sangat dikenali berpotensi menyebabkan rasa nyeri pada hubungan seksual wanita adalah kurangnya lubrikasi vagina, yang terjadi pada berbagai waktu dalam kehidupannya. Kekeringan ini dikaitkan dengan 'nyeri dan iritasi' selama hubungan seksual atau setelahnya. yang menunjukkan bahwa hal itu kurang berat untuk mencegah penetrasi. Kekeringan vagina pascanatal dan memanjang sampai laktasi, diakibatkan oleh defisiensi estrogen. Dengan demikian, dinding vagina tidak hanya menjadi lebih kering. tetapi juga lebih tipis, menyebabkannya relatif atrofi (Bancroft, 1994).

Persalinan Macet

Pada kasus-kasus distosia, terdapat tujuan penting lain selain memperbaiki kemajuan persalinan. Yakni membantu agar nyeri yang dialami wanita selalu dalam batas-batas yang dapat ditoleransi, jika memungkinkan, tanpa mengganggu kemampuan wanita dalam bergerak bebas. Kadangkala hal ini dapat dicapai dengan tindakan mengurangi rasa nyeri tanpa pemberian obat.

Senin, 04 April 2011

Mioma Uteri Dan Kehamilan

Salah satu penyebab infertilitas adalah karena mioma uteri yang terletak sedemikian rupa sehingga terjadi:
- mendekati introitus tuba internum yang mengakibatkan tuba
buntu dan menghalangi pertemuan ovum dan spermatozoa;
- servikal yang mengakibatkan migrasi spermatozoa sangat terhalang sehingga jumlah dan kualitasnya tidak cukup untuk mampu melaksanakan tugas konsepsi;
- submokosa yang dapat mengganggu terjadinya nidasi atau terjadi abortus sehingga kehamilan gagal.

Prinsip dasar kehamilan dan mioma uterus
- Tidak ada gangguan migrasi atau perjalanan antara ovum dan spermatozoa.
- Tidak terjadi gangguan untuk nidasi sehingga kehamilan dapat berlangsung.

Kehamilan Ektopik

Ovum yang dibuahi (blastokista) biasanya tertanam di lapisan endometrium rongga uterus. Implantasi di tempat lain disebut kehamilan ektopik. Lebih dan 1 dalam setiap 100 kehamilan di Amerika Serikat adalah kehamilan ektopik, dan lebih dari 95% kehamilan ektopik terjadi di tuba falopii.

Tipe kehamilan ektopik lainnya adalah implantasi trofoblas di serviks (kehamilan serviks) atau ovarium (kehamilan ovarium). Kehamilan abdomen terjadi jika plasenta yang sedang tumbuh di dalam tuba fallopii pecah ke dalam rongga peritoneum dan terjadi implantasi di struktur panggul, termasuk uterus, usus, atau dinding samping panggul.

Komplikasi yang ditimbulkan mioma uteri

Komplikasi yang ditimbulkan mioma uteri, antara lain:
- Perdarahan pervagina yang berat juga menimbulkan kondisi kurang darah (anemi), yang boleh diatasi dengan pemberian obat preparat besi (iron).
- Gejala penekanan tumor fibroid bisa menimbulkan keluhan sulit buang air besar (konstipasi) atau hemorroid. Gejala ini bisa dikurangi dengan makan sayur dan buah setiap hari disertai minum air banyak sehari-hari serta makanan banyak biji-bijian. Bila perlu boleh diberikan obat pencahar untuk mengatasi keluhan konstipasi.

Sabtu, 02 April 2011

Komplikasi tindakan operasi kebidanan

Persalinan normal belakang kepala mempunyai komplikasi minimal, sehingga dapat diatasi oleh ibu maupun bayinya untuk mencapai kesehatan optimal. Komplikasi ringan bayi lahir spontan B adalah:
- Maulage ringan tulang kepala, tanpa bahaya pada susunan saraf pusat
- Kaput suksedaneum, yang akan menghilang dalam waktu 3 sampai 5 hari
- Menelan air ketuban dan dapat dikeluarkan saat membersihkan jalan napas.

Komplikasi ringan pada ibu adalah luka episiotomi atau ruptura perineum dan perlukaan pada portio. Seluruh komplikasi persalinan spontan belakang kepala (B) dapat diatasi, sehingga tidak mengganggu fungsi alat vital. Berbeda dengan komplikasi tindakan operasi kebidanan menimbulkan bahaya berkelanjutan sampai dengan kematian.

Amniosentesis, Chorionic Villous Sampling Dan Kordosentesis

AMNIOSENTESIS
Biasanya dilakukan pada umur kehamilan 16 minggu. Sel-sel yang diperoleh dari cairan dibiakkan di laboratorium sampai stadium pembelahan. Pada pembelahan inilah kromosomnya dipelajari. AFP dapat diukur dalam cairan amnion untuk membantu diagnosis peninggian AFP darah ibu. Kehilangan kehamilan normal akibat amniosentesis 1 : 100.

Gambaran klinik tetanus neonatorum

Tetanus neonatorum menyebabkan kematian bayi yang tinggi di negara berkembang karena pemotongan tali masih banyak menggunakan alat-alat tradisional. Masuknya kuman tetanus—klostridium tetani—sebagian besar melalui tali pusat. Masa inkubasinya sekitar 3 sampai 10 hari, dan makin pendek masa inkubasinya penyakit makin fatal. Tetanus neonatorum menyebabkan kerusakan pada pusat matorik, jaringan otak, pusat pernapasan, dan jantung.

Gambaran klinik tetanus neonatorum adalah:
- Kejang-kejang sampai pada otot pernapasan
- Leher kaku diikuti spasma umum
- Dinding abdomen keras
- Mulut mencucu seperti mulut ikan.
- Angka kematian yang tinggi disebabkan oleh aspirasi pneumonia dan sepsis.

Jumat, 01 April 2011

Indikasi dan syarat persalinan di rumah

Indikasi dilakukannya persalinan di rumah adalah sebagai berikut:
1. Multipara. Umumnya ibu yang baru pertama kali bersalin dianjurkan bersalin di rumah sakit atau di klinik bersalin. Jika pada waktu melahirkan bayi pertama itu tidak mengalami kesulitan, melahirkan bayi berikutnya di rumah sendiri dapat diizinkan.
2. Selama melakukan asuhan antenatal tidak didapati adanya kelainan atau penyakit yang akan menyulitkan proses persalinan.
3. Jauh dari tempat pelayanan kesehatan (tinggal di pemukiman pedesaan).

Diagnosis dan intervensi perdarahan plasenta letak rendah

Diagnosis
1. Pada pemeriksaan dalam, jari tangan yang dimasukkan dapat mencapai tepi bawah plasenta.
2. Perdarahan akan terjadi bila pembukaan hampir lengkap, sehingga memberi petunjuk untuk melakukan pemeriksaan dalam dan selanjutnya dapat mengambil tindakan definitif.

Hidrat arang sebagai unsur nutrisi ASI

Zat hidrat arang dalam ASI dalam bentuk laktosa yang jumlahnya akan berubah-ubah setiap hart menurut kebutuhan tumbuh kembang bayi. Misalnya, hidrat arang dalam kolostrum untuk dap 100 ml ASI adalah 5,3 g, dalam ASI peralihan 6,42 g, ASI hari ke-9 6,72 g, ASI hari ke-30 7 g, ASI minggu ke-34 7,11 g. Rasio jumlah laktosa dalam ASI dan PASI (pengganti ASI) adalah 7:4 yang berarti ASI terasa lebih manis bila dibandingkan dengan PASI. Kondisi ini yang menyebabkan bayi yang sudah mengenal ASI dengan baik cenderung tidak mau minum PASI (langkah awal sukses memberikan ASI).

Topik

Penyakit ObsGin (56) Kasus Obgin (43) Perawatan Obstetri (42) kehamilan (27) persalinan (27) Pelayanan Kesehatan Obtetri Ginekologi (21) Kedaruratan Ginekologi (20) Bedah Ginekologi (17) vagina (15) ibu hamil (14) janin (13) Anatomi Obstetri Ginekologi (12) infeksi (11) pertolongan persalinan (11) wanita hamil (11) plasenta previa (10) plasenta (9) proses persalinan (9) bayi (8) bidan (8) menstruasi (8) seksio sesarea (8) Vulva (7) hubungan seksual (7) informed consent (7) pembuluh darah (7) well born baby (7) Serviks (6) asfiksia (6) diabetes melitus (6) distosia (6) endometrium (6) muntah (6) ovarium (6) perineum (6) ultrasonografi (6) usia kehamilan (6) Amnion (5) Syok (5) abortus (5) atonia uteri (5) berat badan (5) estrogen (5) hipertensi (5) medis (5) menarche (5) peritonitis (5) rahim (5) uterus (5) wanita (5) well health mother (5) ASI (4) KPD (4) Ketuban Pecah Dini (4) Primigravida (4) Solusio Plasenta (4) air susu ibu (4) amenore (4) anamnesis (4) antibiotik (4) diagnosis (4) ginekologi (4) hiperemesis gravidarum (4) intervensi (4) kanker serviks (4) kematian ibu (4) kolostrum (4) kontraksi otot (4) melahirkan (4) metabolisme (4) multipara (4) oligohidramnion (4) ovulasi (4) payudara (4) pelayanan kesehatan (4) pengobatan (4) penyakit kandungan (4) pre eklampsia (4) sepsis (4) tekanan darah (4) tumor ovarium (4) usg (4) HIV (3) Hamil Anggur (3) Mola Hidatidosa (3) Morbiditas (3) Mortalitas (3) Perdarahan Antepartum (3) Polihidramnion (3) Preeklamsia (3) Retensio Plasenta (3) Robekan Perineum (3) angka kematian ibu (3) antibiotika (3) aterm (3) berat badan lahir rendah (3) biopsi (3) dehidrasi (3) dispareunia (3) dukun beranak (3) emesis (3) endokrin (3) episiotomi (3) gangguan haid (3) genitalia (3) ginjal (3) hemoroid (3) hidramnion (3) himen (3) histerektomi (3) induksi persalinan (3) infeksi hiv (3) infertilitas (3) kehamilan ektopik (3) kehamilan ganda (3) kelahiran anak (3) kelainan kromosom (3) kemandulan (3) kematian bayi (3) lendir (3) melahirkan bayi (3) mioma uteri (3) nyeri (3) obat obatan (3) patologi anatomi (3) pemeriksaan abdomen (3) penyakit jantung (3) peredaran darah (3) progesteron (3) rektum (3) rumah sakit (3) sectio caesarea (3) sel telur (3) sindrom (3) tiroid (3) tulang belakang (3) uteri (3) AIDS (2) ASI eksklusif (2) Aborsi (2) Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (2) Amniosentesis (2) Bunyi jantung janin (2) Contraction stress test (2) DJJ (2) EVALUASI (2) Edema (2) Gawat janin (2) Hipotensi berat (2) IUD (2) IUS (2) Inversio Uteri (2) Kanker Rahim (2) Kasus Kedaruratan Ginekologi (2) Ketuban pecah (2) Kontrasepsi (2) Korion (2) Mual (2) Multigravida (2) Partograf (2) Perdarahan post partum (2) Plasenta Manual (2) SOAP (2) abnormal (2) air hangat (2) alergi (2) analisis fase luteal (2) analisis hormonal (2) analisis sperma (2) anamnesa (2) angka kematian ibu dan bayi (2) asuhan antenatal (2) awal kehamilan (2) bakteri patogen (2) bartholin (2) buah anggur (2) bunyi jantung (2) cairan dan elektrolit (2) cairan tubuh (2) cervix (2) denyut jantung (2) depo provera (2) depresi (2) dokter (2) dokumentasi kebidanan (2) epidural (2) fibrinogen (2) gejala (2) gizi ibu hamil (2) haid (2) hamil (2) harapan hidup (2) hipofisis (2) hipotensi (2) hirsutisme (2) hormon (2) hydramnion (2) ibu dan bayi (2) imunisasi (2) infertil (2) infus (2) intrapartum (2) kanker (2) kanker payudara (2) kebidanan (2) kelahiran (2) kelahiran bayi (2) keluarga berencana (2) kematian (2) kematian janin (2) kesuburan (2) kista (2) konsultasi (2) kortikosteroid (2) leukorea (2) lingkungan (2) malnutrisi (2) masa kehamilan (2) mastalgia (2) membran (2) mencegah kehamilan (2) meninggal dunia (2) menyusui (2) merokok (2) metronidazol (2) myoma (2) nekrosis (2) neonatus (2) obstetri dan ginekologi (2) oxytocin (2) pap smear (2) pelayanan medis (2) pelepasan prematur plasenta (2) pelvis (2) penilaian ovulasi (2) penyakit keturunan (2) penyakit malaria (2) perdarahan (2) perinatal (2) perkawinan (2) perkembangan bayi (2) perkembangan janin (2) pernapasan (2) pertumbuhan janin (2) pethidine (2) pil kb (2) pneumonia (2) proses kelahiran (2) prostaglandin (2) pubertas (2) puting susu (2) radiasi (2) rasional (2) sakit kepala (2) sanggama (2) seksual (2) sesak napas (2) sinus urogenital (2) sungsang (2) susu formula (2) syok hipovolemik (2) tekanan (2) teknologi kedokteran (2) tempat tidur (2) tenaga kesehatan (2) tentang kehamilan (2) terapi antibiotik (2) testosteron (2) tipis (2) trombosit (2) tuba (2) tuberkulosis (2) tumbuh kembang bayi (2) tumor (2) vaksin (2) vasa previa (2) 10 Langkah Menuju Rumah Sakit Sayang Bayi (1) ABC (1) AKDR (1) Abortus provocatus (1) Abrupsio Plasenta (1) Amniocentesis (1) Amniotomi (1) Antenatal Screening (1) Aspek hukum dari tindakan abortus buatan (1) Bahaya mioma terhadap kehamilan (1) Beberapa tanda yang menunjukkan kehamilan ganda (1) Bentuk plasenta yang tidak serasi (1) CMI Tender Touch (1) CST (1) Cancer Surgery (1) Cara melakukan IMD (1) Cervidil (1) Changing Childbirth (1) Chorionic Villous Sampling (1) Cystotec (1) DIC (1) Diabetes maternal (1) Diameter biparietalis (1) Diameter bitemporalis (1) Diameter occipitofrontalis (1) Diameter submentobregmatica (1) Diameter suboccipitobregmatica (1) Diameter verticomentalis (1) Doppler Warna dan Berpulsa (1) Early rupture of membrane (1) Edema Vulva (1) Endometrial Cancer (1) Episode depresi pascanatal (1) Eritroblastosis fetalis (1) Estriol urine (1) Female Pelvic Anatomy (1) Gambaran klinik tetanus neonatorum (1) Gambaran klinis depresi pascanatal (1) Gangguan hormon (1) Glomerulonefritis (1) Gum disease (1) Haid Abnormal (1) Hematokrit (1) Hematoma Vagina (1) Hematoma vulva (1) Hiperoksigenasi (1) Hitung Leukosit (1) Hormon Chorionic Gonadotropin (1) IDENTIFIKASI TINDAKAN SEGERA (1) IMD Setelah Bedah Cesar (1) IMPLEMENTASI (1) IUD copper (1) IUGR (1) Imunoglobulin Anti-D (1) Indikasi Episiotomi (1) Indung Telur (1) Infark plasenta (1) Infeksi Pelvis (1) Infeksi Toksoplasma (1) Infertilitas sekunder (1) Inkompatibilitas rhesus (1) Inkompetensi serviks (1) Inkontinensia Uteri (1) Insulisiensi placenta (1) Intra Uterine System (1) Istilah Kebidanan (1) Jenis pemeriksaan Mola Hidatidosa (1) Kasus hamil anggur (1) Kauterisasi tuba falopii (1) Kehamilan dapat mempengaruhi mioma uteri (1) Kehamilan prekoks (1) Kelahiran dengan berat bayi lahir rendah (1) Kelainan Air Ketuban (1) Kelainan kelenjar pankreas (1) Kelainan kelenjar tiroid (1) Kelainan kongenital (1) Kerugian Kontap (1) Keuntungan Episiotomi (1) Keuntungan Kontap (1) Konsep Dasar Asuhan Antenatal (1) Konsep rooming in (1) Kontrasepsi IUD (1) Kordosentesis (1) Korioangioma (1) Kurangi aktivitas uterus (1) Kutil vulva (1) Leiomioma Degenerasi Merah (1) Lingkup asuhan kebidanan (1) Lobus succenturiate (1) Malaria berat (1) Manfaat IMD (1) Masa pemulihan (1) Memperbaiki fungsi kerja organ-organ tubuh (1) Mengurangi tekanan pada janin (1) Metode kuretase (1) Metode tindak lanjut (1) MgSO4 (1) Mixedema (1) Mola kruenta (1) Mola tuberosa (1) Morbus basedowi (1) Nilai Skor Bishop (1) Observasi bayi (1) P3 (1) PASG (1) PID (1) Parametritis (1) Partus Terlantar (1) Partus kasep (1) Partus lama (1) Pastikan diagnosis (1) Pelvic Lymphadenectomy (1) Pembengkakan vulva (1) Pemeriksaan Fisik (1) Penapisan Antenatal (1) Pengobatan Hamil Anggur (1) Pengukuran-serf ultrasonik (1) Penyakit gusi (1) Penyakit sinaga (1) Perbaiki hipotensi (1) Perbaiki ketidakseimbangan metabolik (1) Perdarahan Kanker Serviks (1) Persalinan percobaan (1) Pil KB Kombinasi (1) Plasenta berbentuk cincin (1) Plasenta bipartite (1) Plasenta ekstrakorialis (1) Plasenta fenestrasi (1) Plasenta sirkummarginal (1) Plasenta sirkumvalata (1) Postmortem caesarean (1) Posyandu (1) Primum noncere first do no harm (1) Prinsip dasar kehamilan dan mioma uterus (1) Prolaps Uteri (1) Prolapsus litniculus umbilicalis (1) Pruritus vulva (1) Radical Hysterectomy (1) Radical vaginal trachelectomie (1) Referensi teknik pemeriksaan fisik (1) Rekanalisasi Kontap (1) Riwayat Kesehatan (1) Riwayat haid (1) SC (1) Salpingo-ooforitis (1) Sasaran pengembangan desa siaga (1) Seksio sesarea pada kombinasi hamil dan mioma uteri (1) Siapkan tenaga keadaan darurat (1) Sikatriks Vulva (1) Sindroma Down (1) Sindroma HELLP (1) Spermatogenesis defektif (1) Suhu (1) Suhu Basal Tubuh (1) Suntik KB (1) Susuk KB (1) Teknologi Obstetri (1) Terapi hormon (1) Test nonstress (1) Toksikum eritema (1) Torsi tumor adneksa (1) Trachelectomie (1) Trauma dada (1) Trisomy 13 (1) Trisomy 18 (1) Trombosis pembuluh darah janin (1) Tujuan rumah sakit sayang bayi (1) Tujuan umum desa siaga (1) Tumor Adneksa Permagna (1) Ubah posisi ibu (1) Varises vena (1) WHO (1) abdomen (1) abdominal contents (1) ablasio plasenta (1) abortus spontan (1) adrenalin (1) aerobik (1) aesculapius (1) agenesis (1) air bersih (1) alkoholik (1) allantois (1) american cancer society (1) amniosintesis (1) ampicillin (1) ampul (1) ampula (1) anabolik (1) analgesik (1) anc (1) androgen (1) andrologi (1) anemia (1) anemia berat (1) anemia pada ibu hamil (1) aneuploidi (1) angka kematian (1) angka kematian bayi (1) anomali (1) anomali kongenital (1) anovulatoir (1) ante natal care (1) antenatal care (1) anti hipertensi (1) antihistamin (1) antineoplastic agents (1) apotek (1) apusan Papanicolaou (1) areola (1) asam basa (1) asfiksia neonatorum (1) asinklitismus (1) asites (1) asma (1) aspirasi pneumonia (1) aspirin (1) aturan Nagele (1) ayah (1) ayurvedic college (1) bartolin (1) batasan (1) batuk (1) bayi bayi (1) bayi kembar (1) bcg (1) benadryl (1) berat badan bayi (1) berenang (1) berhenti merokok (1) bersih dan sehat (1) bina keluarga balita (1) bkkbn (1) blighted ovum (1) blood sampling (1) bnf (1) bokong (1) breech presentation (1) broad spectrum antibiotics (1) buah buahan (1) bunuh diri (1) cacar air (1) cacat bawaan (1) cacing tambang (1) cairan (1) calcitonin gene (1) caput succedaneum (1) carcinoma (1) cedera saraf kranialis (1) cemas (1) cephal hematom (1) cervical cancer (1) charting by exception (1) chignon (1) chorioamnionitis (1) chorionic gonadotropin (1) ciri (1) ciri-ciri desa siaga (1) clostridium welchii (1) complete mole (1) cross match (1) ct scan (1) ctg (1) cuci tangan (1) cul de sac (1) curcuma domestica (1) daging (1) darurat (1) decrement (1) demam (1) demam berdarah (1) demerol (1) depot medroxyprogesterone acetate (1) desa siaga (1) desidua (1) developmental disorder (1) dewa (1) diagnosis tuba falopii (1) diameter kepala janin (1) diazepam (1) dilator (1) displasia (1) distosia bahu (1) distribusi (1) dna (1) dokter anak (1) donor darah (1) doptone (1) downward trend (1) dystocia (1) early pregnancy factor (1) ekstraksi (1) ekstrauterin (1) emansipasi wanita (1) emboli (1) emosi (1) endometriosis (1) endometritis (1) ensefalitis (1) enukleasi mata (1) epididimis (1) epinefrin (1) ergometrine (1) ergotrate (1) eritrosit (1) erythroblastosis (1) erythromycin (1) escherichia coli (1) etik (1) etika profesi (1) evaporasi (1) evisceration (1) fecal odor (1) fenomena tromboembolik (1) fetal alcohol effects (1) fetal alcohol syndrome (1) fetal heart rate (1) fetoscope (1) fibrosis (1) figure of eight (1) filament nylon (1) filsafat (1) fimbriae (1) fistula (1) flowsheet (1) foetus compressus (1) foetus papyraceus (1) footling presentation (1) formalin (1) formula 3 (1) fosfor (1) four pillars (1) frank breech (1) freenulum linguae (1) frekuensi (1) fsh (1) ft3 ft4 (1) fundus (1) fungsi ginjal (1) funiculus (1) gagal ginjal (1) galaktosa (1) gangguan asam-basa (1) gangguan metabolisme (1) gangguan pernapasan (1) gap junction (1) gas exchange (1) gejala kanker rahim (1) gejala kehamilan (1) gelombang bunyi (1) genetalia (1) genetika (1) genital (1) gerakan janin (1) gizi dan istirahat (1) gizi masyarakat (1) glukosamin (1) gram negatif (1) granulosa (1) gula garam (1) halotan (1) hambatan pertumbuhan janin (1) hamil di luar nikah (1) handuk (1) hari pertama haid terakhir (1) health (1) hemangioma (1) hemangioma plasenta (1) hematoma (1) herbal vitamin (1) herpes (1) herpes genitalis (1) herpes simpleks (1) hidrosefalus (1) high risk pregnancy (1) hiperkeratosis (1) hiperplasia (1) hipertensi kehamilan (1) hipertiroidismus (1) hipnotis (1) hipoglisemia (1) hipoksia (1) hipotermia (1) hipotiroidismus (1) hipovolemia (1) histamin (1) holistik (1) hormon estrogen (1) hormon levonorgestrel (1) hormon tiroid (1) hpv (1) hubungan dokter (1) hukum (1) human being (1) hymen (1) ibu kartini (1) ibu melahirkan (1) ilmu kebidanan (1) ilmu pengetahuan dan teknologi (1) immunoassay (1) impending eklamsia (1) increment (1) induction of labor (1) indurasi (1) infeksi saluran kemih (1) infiltrasi (1) inseminasi buatan (1) insulin diabetes (1) intestinal peptide (1) intra uterine growth retardation (1) iud paragard (1) jagung (1) jantung (1) jaringan epitel (1) journal of obstetrics (1) kalangan remaja (1) kanker endometrium (1) kardiovaskular (1) kariotipe (1) kateter (1) kateter Foley (1) kawin (1) keamanan (1) kecemasan (1) keguguran (1) kehamilan kembar (1) kehamilan pada remaja (1) kehamilan pertama (1) kejang otot (1) keju (1) kekurangan kalsium (1) kekurangan vitamin (1) kelainan serebrovaskular (1) kelamin (1) kelenjar hipofisis (1) kelenjar pituari (1) kelenjar tiroid (1) kemaluan (1) kematian bayi baru lahir (1) kematian ibu hamil (1) kembar siam (1) kemoterapi (1) keperawatan (1) kepribadian (1) keputihan (1) keracunan kehamilan (1) kernikterus (1) kesehatan (1) kesehatan bayi (1) kesehatan lingkungan (1) kesehatan masyarakat (1) kesehatan reproduksi (1) keseimbangan cairan dan elektrolit (1) kista ovarium (1) kistadenokarsinoma serasa (1) klamidia (1) klinik (1) klinik bersalin (1) klitoris (1) klostridium tetani (1) kolagen (1) koma (1) komplit (1) konduksi (1) konsepsi (1) konsultasi dokter (1) kontrasepsi hormonal (1) konveksi (1) korioamnionitis (1) korona radiata (1) korpus (1) korteks (1) kreatinin (1) kromosom (1) kronik (1) kronis (1) kualitas hidup (1) kurang darah (1) kurang gizi (1) kuret (1) kutukan (1) labia mayora (1) labia minora (1) laboratorium (1) lactobacilus (1) lafal sumpah dokter (1) laki laki (1) laktosa (1) laminaria stift (1) lasenta membranosa (1) lepra (1) liberalisasi (1) lintah (1) lokia (1) lumen (1) luteinizing hormone (1) magnetic resonance imaging (1) makanan bergizi (1) makanan tambahan (1) malaria (1) malaria falciparum (1) malaria kongenital (1) malaria serebral (1) malpraktek (1) masa nifas (1) masalah kehamilan (1) masker bag-valve (1) maternity care (1) maturitas (1) medroxyprogesterone (1) megap (1) meig (1) meig syndrome (1) mekonium (1) meneteki (1) mengandung (1) menghisap (1) menikah (1) meningitis (1) menometroragia (1) menopause (1) menorrhagia (1) merangsang (1) metabolisme tubuh (1) metastasis (1) metil salisilat (1) metode kontrasepsi (1) midwifery (1) mielin (1) migrain (1) migren (1) minyak kelapa (1) misoprostol (1) mobilitas (1) mongolisme (1) moniliasis (1) mood swing (1) morning sickness (1) mortality rate (1) moulage (1) multiple pregnancy (1) mulut (1) national maternity hospital (1) natrium (1) neglected labour (1) neisseria gonorrhoeae (1) neuralgia (1) nimo (1) non stress test (1) nutrisi (1) nutrisi untuk janin (1) nyaman (1) nyeri haid (1) nyeri otot (1) nyeri persalinan (1) nyeri punggung (1) obat kencing manis (1) oksitosin (1) olahraga (1) oligospermia (1) ostium (1) ostium uteri internum (1) otot (1) ovariotomi (1) overstreet (1) ovulatoir (1) parametrium (1) parathyroid (1) parathyroid hormone-related peptide (1) pars (1) partial mole (1) partogram (1) partus (1) pasca (1) patogen (1) pelecehan seksual (1) pelvic inflammatory disease (1) pemasangan chest tube (1) pembekuan darah (1) pembengkakan payudara (1) pembiakan (1) pemeriksaan bakteriologi (1) pemeriksaan pap smear (1) pendarahan (1) pendarahan rahim abnormal (1) pendarahan spontan (1) penelitian (1) pengetahuan (1) pengobatan alternatif (1) penicillin (1) penisilin (1) penyakit (1) penyakit diabetes (1) penyakit diare (1) penyakit genitalia (1) penyakit gula (1) penyakit infeksi (1) penyakit kanker (1) penyakit kencing manis (1) penyakit menular seksual (1) penyakit paru paru (1) penyakit psikiatrik pascanatal (1) penyebaran infeksi (1) penyediaan air bersih (1) perawatan bayi (1) perawatan paliatif (1) perawatan tali pusat (1) perdarahan aksidental (1) perhiasan (1) perilaku seksual remaja (1) perimenopause (1) perinatologi (1) perineotomi (1) peritonium (1) perkembangan janin dalam rahim (1) persalinan lama (1) persalinan per vaginam (1) persalinan prematuritas IUGR (1) persalinan terlantar (1) pertumbuhan tulang (1) pertumhuhan janin terhambat (1) perut (1) pheromones (1) pitocin (1) placenta (1) plasenta difusa (1) plasenta dwilobus (1) plasenta letak rendah (1) plasmodium falciparum (1) pneumatic anti-shock garment (1) polip (1) polip endometrium (1) portio (1) posisi (1) preeklamsi berat (1) prematur (1) premature rupture of membrane (1) prevost (1) pria (1) primipara (1) progestin (1) program Kontap (1) prolaktin (1) proses kehamilan (1) proses menstruasi (1) proses penyembuhan luka (1) prostaglandin e2 (1) protein c (1) protrusion (1) psikolog (1) psikologi (1) pt ptt (1) pubarche (1) pubis (1) puerperalis (1) puerperium (1) puting (1) radang (1) radang paru paru (1) radiologi (1) rawat inap (1) refleksologi (1) releasing hormone (1) reproduksi (1) resiko (1) resistensi insulin (1) resusitasi (1) rhesus negatif (1) rhesus positif (1) rhogam (1) rigor mortis (1) rileks (1) ringer laktat (1) riwayat menyakiti diri sendiri (1) rubela (1) rumah tangga (1) ruptur (1) safety efficacy (1) saluran napas (1) saluran reproduksi (1) sarkoma (1) sarung tangan (1) savlon (1) sayuran (1) seks pranikah (1) selaput dara (1) sensitif (1) sepeda (1) septum (1) serebral palsi (1) sesak nafas (1) siklus kreb (1) siklus menstruasi (1) sindrom pre-baby blues (1) sindroma Edward (1) sindroma Patau (1) sintosinon (1) sistem pembiayaan kesehatan (1) sistem reproduksi (1) snow flake (1) solusio Burowi (1) sonicaid (1) specimen (1) spermatozoa (1) standar profesi (1) status asmatikus (1) stein leventhal (1) steril (1) sterilisasi (1) stetoskop (1) stetoskop Pinard (1) stomata (1) streptomycin (1) suhu tubuh (1) sumpah dokter (1) suprarenal (1) susu buatan (1) susu ibu (1) tali pusat (1) tanda Naujoke (1) tanda Spalding (1) target goal (1) tay sachs (1) tbc (1) tekanan hidrostatik (1) tekanan intrakranial (1) tekanan osmotik (1) teknologi (1) telapak (1) telarche (1) telor (1) tempat penitipan anak (1) tenaga kerja (1) tengkorak janin (1) terapi (1) termometer (1) test mantoux (1) testis (1) tetanus neonatorum (1) tidur (1) tifus (1) tinospora crispa (1) tokoh kedokteran (1) trakeostomi (1) transfusi darah (1) transvaginal (1) transverse incision (1) trauma (1) treponema pallidum (1) trial of labor (1) trofoblas gestasional (1) tromboflebitis (1) trombosis (1) tumor ganas (1) uji pasca-sanggama (1) ujian darah (1) ujian kompetensi dokter (1) ukcc (1) ukuran payudara (1) ulkus (1) ureter (1) uretra (1) urologi (1) usus buntu (1) uteritonika (1) uterus bikornu (1) vakum (1) vanished twin (1) variabel (1) varikokel (1) vascular bed (1) vasektomi (1) vasoactive intestinal peptide (1) vili korialis (1) virus hpv (1) virus penyakit (1) visera (1) vitamin yang larut dalam lemak (1) vlek (1) vulvar disease (1) waktu subur perempuan (1) wanita bersalin (1) wbc (1) wound closure (1) wound dehiscence (1) yunani (1) zoster (1)