Dengan ultrasonografi sebagai pedoman, diambil 1/2 sampai 1 ons cairan ketuban dari salah satu bagian kantung ketuban yang mengeliling bayi. Ultrasonografi membuat prosedur ini tidak terlalu berisiko karena dokter bisa melihat dengan pasti letak bayi, plasenta, tali pusar dan kantung ketuban.
Bius lokal yang disuntikkan untuk membuat kulit mati rasa, menjadikan prosedur ini hampir tak terasa sakit. Sebagian besar wanita merasakan adanya tekanan saat jarum yang lebih panjang masuk, namun tidak terasa sakit. Prosedur ini memakan waktu 10-15 menit.
Setelah amniosintesis, kram yang lambat laun berkurang merupakan gejala umum, namun kram ini biasanya hilang setelah beberapa jam. Terkadang, sedikit cairan ketuban keluar dari vagina tetapi kebocoran ini bisa dengan cepat menutup kembali. Tindakan ini tak membahayakan bayi karena cairan ketuban yang baru diproduksi setiap saat. Bila kebocoran berlanjut, Anda perlu menghubungi dokter. Sementara itu, istri Anda tidak boleh melakukan penyemprotan vagina, hubungan seks dan pengunaan tampon sampai dokter bisa mengevaluasi kebocoran tersebut.
Tingkat komplikasi amniosintesis adalah 1 persen — sangat rendah. Risiko persalinan dini atau tertusuknya bayi, tali pusar atau plasenta dengan jarum sangat kecil, terutama bila menggunakan ultrasonografi. Amniosintesis banyak digunakan karena merupakan alat diagnosa yang berperan penting. Berikut adalah indikasi umum untuk amniosintesis.
Penggunaan Umum Amniosintesis
Studi Genetika — Analisa cairan ketuban dapat mendeteksi penyakit keturunan seperti sindrom Tay-Sachs atau kelainan kromosom seperti Sindrom Down (mongolisme). Amniosintesis tak bisa dilakukan sampai usia kehamilan mencapai 15-18 minggu, pada saat sudah tersedia cukup cairan ketuban untuk contoh.
Cacat Urat Saraf — Cacat pada urat saraf tulang belakang seperti spina bifida (urat saraf tak terlindungi) dan anensefali (cacat kepala dengan otak terbuka) bisa dipastikan.
Kematangan Paru-Paru Janin — Bila tanggal kelahiran belum dapat dipastikan atau persalinan dini mengancam, analisa cairan ketuban bisa menentukan apakah bayi bisa dilahirkan dengan selamat ataukah persalinan harus ditunda sampai paru-paru sudah cukup matang untuk menghindari timbulnya masalah.
Penyakit Rh — Pada penyakit ini, ada ketidaksesuaian antara darah ibu dan darah bayi. Amniosintesis akan menunjukkan jumlah bilirubin (sel darah merah yang membusuk) dalam cairan ketuban. Tingginya jumlah bilirubin menunjukkan adanya bayi yang menderita anemia berat yang harus segera dilahirkan.
Pustaka
Calon Ayah Oleh Connie Marshall
Tidak ada komentar:
Posting Komentar