KLASIFIKASI
Penyebab distosia dapat dibagi dalam 3 golongan besar, yaitu:
1. Distosia karena kekuatan-kekuatan yang mendorong anak tidak memadai, yaitu:
a. Kelainan his merupakan penyebab terpenting dan tersering dari distosia.
b. Kekuatan mengejan kurang kuat, misalnya kelainan dinding perut, seperti luka parut baru pada dinding perut, diastase muskulus rektus abdominis; atau kelainan keadaan umum ibu seperti sesak napas atau adanya kelelahan ibu.
2. Distosia karena adanya kelainan letak janin atau kelainan fisik janin, misalnya presentasi bahu, presentasi dahi, presentasi muka, preselitasi - bokong, anak besar, hidrosefal, dan monstrum.
3. Distosia karena adanya kelainan pada jalan lahir baik bagian keras (tulang), seperti adanya panggul sempit, kelainan bawaan pada panggul maupun bagian yang lunak seperti adanya tumor-tumor baik pada genitalia interna maupun pada visera lain di daerah panggul yang menghalangi jalan lahir.
DISTOSIA KARENA KEKUATAN-KEKUATAN YANG MENDORONG ANAK KE LUAR TIDAK MEMADAI
DISTOSIA KARENA KELAINAN HIS
Baik tidaknya his dapat dinilai dari:
1. Kemajuan persalinan.
2. Sifat-sifat his: frekuensi, kekuatan, dan lamanya his. Kekuatan his dinilai dengan cara menekan dinding rahim pada puncak kontraksi (Acme).
3. Besarnya coput succedaneum.
Kemajuan persalinan dinilai dari kemajuan pembukaan serviks, kemajuan turunnya bagian terendah janin, dan bila janin sudah sampai di bidang Hodge III atau lebih rendah dinilai dari ada atau tidak adanya putaran paksi dalam. Penilaian kekuatan his dapat dilakukan dengan pemeriksaan fisik, yakni menilai secara manual sifat-sifat his dengan palpasi atau bantuan CTG (Cardin tocograplzy).
Kekuatan his tidak boleh dinilai dari perasaan nyeri penderita. His dikatakan kurang kuat jika:
I. Terlalu lemah yang dinilai dengan palpasi pada puncak his.
2. Terlalu pendek yang dinilai dari lamanya kontraksi.
3. Terlalu jarang yang dipantau dari waktu seta antara 2 his.
Dalam pemantauan kemajuan persalinan, ketiga sifat di atas perlu dinilai secara objektif dengan melakukan penilaian secara manual, yaitu melakukan palpasi abdomen sekurang-kurangnya selama 10 menit.
Menurut WHO (The Partograph, WH0,1988) his dinyatakan memadai bila terdapat his yang kuat sekurang-kurangnya 3 kali dalam kurun waktu 10 menit dan masing-masing lamanya >40 detik. Interval his yang terlampau pendek dan/atau lamanya >50 detik dapat membahayakan kesejahteraan janin. His yang terjadi tanpa masa istirahat disebut Tetania uteri.
Pustaka
Obstetri Patologi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar