Minggu, 28 November 2010

Gangguan Kesehatan Yang Berhubungan Dengan Makanan (Diet)

Pantang makanan tertentu merupakan tindakan pencegahan dan pengobatan yang terbaik bagi penyakit-penyakit tertentu pula. Berikut ini beberapa di antara penyakit-penyakit tersebut:

Kekurangan Darah (Anemia)
Penderita kekurangan darah memiliki darah yang encer. Penyakit ini timbul jika seseorang kehilangan darah atau darah yang dirusak lebih cepat daripada kemampuan tubuh untuk menggantikannya. Hilangnya darah itu luka lebar. borok lambung dengan perdarahan, atau penyakit disentri dapat menyebabkan kekurangan darah. Begitu pula, perdarahan bulanan (haid) pada wanita akan menyebabkan kekurangan darah jika is tidak makan yang diperlukan oleh tubuhnya. Kekurangan daging, sayuran berwarna hijau gelap dan makanan lain yang kaya akan zat besi dapat menyebabkan kekurangan darah atau memperburuk keadaan kekurangan darah.

Pada anak-anak, penyakit kekurangan darah dapat terjadi karena makanan mereka kekurangan zat besi, atau karena pernberian air susu ibu atau susu botol kepada bayi setelah 6 bulan tanpa memberikan makanan tambahan lain. Penyebab utama dad kekurangan darah yang berat pada anak-anak ialah infeksi cacing tambang, penyakit mencret menahun dan disentri.

Penyakit malaria yang menghancurkan sal-sel darah merah dapat pula menyebabkan kekurangan darah.
Tanda-tanda kekurangan darah:
- kulit pucat dan tembus pandang (transparan)
- pucat dibalik kelopak mata
- gusi pucat
- kuku-kuku jari tangan berwarna putih (pucat)
- lemah dan letih
- jika kekurangan darahnya parah, wajah dan kaki dapat membengkak, denyut jantung menjadi cepat dan penderita mengalami sesak nafas.

Pancegahan dan pengobatan kekurangan darah:
- Makan makanan yang banyak mengandung zat besi. Daging, telur, ikan dan ayam mempunyai kadar zat besi yang tinggi. Hati mengandung kadar zat besi yang sangat tinggi. Sayuran berwarna hijau gelap, buncis, kacang polong dan kacangan lain juga mengandung zat besi.
- Jika sulit mendapatkan makanan yang mengandung zat besi, atau jika penyakitnya parah, maka penderita harus minum zat besi (pil Ferro sulfat). Cara ini terutama panting bagi wanita hamil yang menderita kekurangan darah. Hampir pada semua kejadian kekurangan darah, tablet Ferro sulfat atau sulfas ferrosus lebih manjur dibandingkan dengan sad hati atau vitamin B12. Sebagaimana umumnya, zat besi harus diberikan melalui mulut, bukan dengan jalan suntikkan, karena suntikan zat besi berbahaya.
- Jika penyakit kekurangan darah disebabkan oleh disentri (mencret dengan darah), cacing tambang, malaria dan penyakit lain, maka penyakit-penyakit yang menjadi penyebab tersebut harus diobati pula.
- Jika penyakit kurang darahnya berat dan tidak membaik, mintalah pertolongan dokter. Tindakan ini sangat panting terutama bagi ibu hamil. Banyak wanita menderita kekurangan darah karena kurang makan makanan yang mengandung zat besi untuk menggantikan darah yang hilang selama mendapat bulanan (haid) atau ketika melahirkan anak. Wanita yang kekurangan darah menghadapi bahaya lebih besar jika mengalami keguguran dan perdarahan ketika melahirkan. Oleh karena itu, para ibu harus makan buncis, sayuran berwarna hijau gelap, dan sebanyak mungkin daging, ayam dan telur, terutama selama ibu mengandung. Keluarga berencana yang menganjurkan jarak kehamilan 2 sampai 3 tahun akan memulihkan kekuatan ibu dan memberi kesempatan untuk membentuk darah baru.

Memeriksa tekanan darah (tensi)
Pemeriksaan tensi darah penting pada keadaan berikut:
- Ibu hamil, sebelum dan sesudah melahirkan.
- Pasien kehilangan darah banyak.
- Pasien dalam keadaan shock.
- Usia lebih dari 40 tahun.
- Obesitas.
- Diketahui tekanan darah tinggi sekeluarga.
- Setiap orang dengan gangguan jantung, kesulitan nafas, shock, sakit kepala yang berulang, bengkak, kencing manis, sakit saluran kencing, pembesaran dan atau pembengkakan darah vena.

Normal
Tekanan darah normal orang dewasa rata-rata 120/80 (100/60 sampai 140/90 masih dianggap normal). Biasanya tekanan darah bawah (diastole) lebih penting dalam diagnosa. Misalnya tekanan darah setinggi 140/85 mm Hg, hal ini tidak begitu berarti. Tetapi jika tekanan bawah (diastole) lebih dari 100, biasanya memerlukan pengobatan (misalnya 135/110 mm Hg).

Pada orang dewasa dengan tekanan darah rendah (90/60 sampai 110/70) itu berarti orang tersebut normal dan usia hidupnya akan lebih panjang. Juga jarang mengalami gangguan jantung.

Cara mengukur tensi darah:
1. Pasien harus dalam keadaan santai. Baru olah raga, marah, atau kebingungan akan menaikkan tekanan darah sehingga memberi nilai baca palsu.
2. Ikatkan kain tekanan pada lengan atas dan tutup kunci katup tensimeter.
3. Pompa terus sampai di atas 200 milimeter.
4. Stetoskop diletakkan pada bagian dalam siku-siku.
5. Dengarkan baik-baik dan kunci tensimeter dibuka pelan-pelan. Jarum penunjuk pada tensimeter akan menunjukkan angka pada saat terdengar suara pulsa denyutan jantung.
6. Bacaan pertama denyutan jantung. Ini adalah kontraksi otot jantung yang mendesak darah masuk arteh. Pada orang normal, biasanya sekitar 110 - 120 mm.
7. Kunci tensimeter terus.dibuka dengan pelan-pelan. Bacaan kedua adalah pada saat denyutan jantung mulai terdengar samar-samar atau menghilang. lni namanya tekanan diastole, biasanya normal pada 60 - 80 mm.

Tekanan darah tinggi
Tekanan darah tinggi (hipertensi) dapat menimbulkan banyak permasalahan, seperti penyakit jant ung, ginjal dan penyakit pembuluh darah otak (stroke).
Tanda-tanda penyakit tekanan darah tinggi:
- sakit kepala yang berulang-ulang
- jantung berdebar-debar dan sesak nafas ketika gerak badan atau melakukan pekerjaan ringan.
- merasa lemah dan pusing tujuh keliling (vertigo)
- kadang-kadang sakit pada dada dan bahu

ALAT PENGUKUR TEKANAN DARAH
Semua tanda-tanda penyakit tersebut di atas dapat pula disebabkan oleh penyakit lain. Oleh karena itu, jika seseorang mengira dirinya menderita tekanan darah tinggi, ia harus pergi ke petugas kesehatan dan minta agar tekanan darahnya diukur.

Mencegah atau mengatasi tekanan darah tinggi:
- Orang yang mempunyai berat badan berlebih harus mengurangi beratnya.
- Hindari makanan berlemak (terutama lemak babi) dan makanan yang mengandung banyak tepung dan gula. Pakailah selalu minyak sayur, jangan menggunakan minyak babi.
- Kurangi makan garam atau tidak makan garam sama sekali.
- Apabila tekanan darahnya sangat tinggi, petugas kesehatan dapat memberikan obat untuk menurunkannya. Banyak penderita yang ge-muk dapat menurunkan tekanan darah mereka dengan mengurangi berat badan, dan membiasakan hidup santai.

Kegemukan (Obesitas)
Terlalu banyak lemak bukan merupakan keadaan yang sehat, karena dapat menimbulkan tekanan darah tinggi, penyakit jantung, penyakit pembuluh darah otak, gangguan kandung empedu, kencing manis, peradangan sendi pada tungkai dan kaki dan gangguan lainnya. Orang yang gemuk harus mengurangi berat badannya dengan: - tidak makan makanan berlemak atau minyak seperti kulit ayam/itik, makanan gorengan;
- kurangi makan gula atau makanan yang manis, snack.
- jangan makan terlalu cepat dan banyak, terutama hindari makanan yang mengandung tepung, seperti jagung, roti, kentang, beras, singkong, ketela, dan lain-lain. Orang gemuk tidak boleh makan lebih dart setengah piring nasi setiap kali makan. Akan tetapi, mereka dapat makan banyak buah-buahan, sayuran dan da-ging yang tidak berlemak. Dan jangan berpuasa makan satu kali, karena akan justru lebih lapar sesudahnya dan makan lebih banyak.
- lebih banyak melakukan gerak badan; jalan-jalan balk di rumah atau ke kantor; gunakan tangga daripada lift lentur; berkebun; senam pagi dan keliling sekitar rumah waktu pagi/sore.



Untuk mengurangi berat badan, makanlah separoh dari yang anda makan sekarang dan lebih banyak bergerak badan




Kencing manis (Diabetes mellitus)
Penderita penyakit kencing manis mengandung terlalu banyak gula dalam darahnya.

Tanda-tanda penyakit kencing manis:
- perasaan haus terus-menerus
- buang air kecil yang sering dan banyak
- keletihan yang tidak dapat dijelaskan sebabnya
- rasa gatal dan peradangan kulit yang menahun

Dan pada keadaan yang berat:
- menurunnya berat badan
- patirasa (kesemutan) atau sakit pada tangan atau kaki
- borok pada kaki yang tidak mau sembuh
- hilangnya kesadaran

Semua tanda ini dapat juga disebabkan oleh penyakit lain. Untuk mengetahui apakah seseorang menderita penyakit kencing manis, maka air kencingnya harus diperiksa. Karena kencing penderita penyakit kencing manis ini rasanya manis, maka tempat bekas kencingnya sering dikerumuni semut. Ini dapat diperhatikan di kamar mandinya dan sering merupakan petunjuk penting.

Cara lain untuk menguji air kencing ialah dengan menggunakan kertas tertentu (misalnya, Uristix dapat dibeli di apotik). Jika warna kertas ini berubah ketika dicelupkan ke dalam air kencing, maka kencing tersebut mengandung gula.

Apabila seseorang menderita penyakit kencing manis setelah berusia 40 tahun, seringkali penyakit ini dapat dikontrol tanpa perlu obat-obatan, melainkan hanya dengan memperbaiki aturan makanannya (diet). Aturan makanan (diet) bagi penderita kencing manis sangat panting dan harus ditaati dengan seksama sepanjang hidupnya.

Aturan makan untuk penderita kencing manis:
Orang gemuk yang menderita kencing manis harus mengurangi beratnya sampai mencapai normal. Penderita kencing manis tidak boleh makan gula atau makanan yang manis. Mereka harus makan makanan dengan kadar protein tinggi (telur, ikan, buncis, sayuran berwarnya hijau gelap, kacangkacangan, daging tidak berlemak, dan lain-lain), dan makanan yang kadar
tepungnya rendah. Sebagian penderita kencing manis terutama yang berusia muda - memerlukan obat khusus (insulin).

Borok Lambung, Perasaan Terbakar di Ulu Hati dan Kelebihan Asam di Lambung
Kelebihan asam lambung dan perasaan terbakar di ulu hati seringkali terjadi akibat makanan berlemak atau akibat minum terlalu banyak alkohol. Keadaan ini menyebabkan lambung menghasilkan tambahan asam, yang menimbulkan rasa tidak enak (rasa penuh, sebah) atau 'terbakar' pada lambung atau bagian tengah dada. Sebagian orang mengacaukan perasaan terbakar di ulu hati ini sebagai gangguan jantung, dan bukan sebagai kelebihan asam lambung.

Kelebihan asam lambung yang berlarut-larut atau berulang-ulang merupakan tanda peringatan untuk borok lambung atau usus. Borok lambung/usus merupakan luka menahun pada lambung atau usus halus, dan disebabkan oleh asam lambung yang beriebih.


Penyakit ini dapat diketahui dengan adanya rasa nyeri yang menahun dan tumpul (kadang-kadang menusuk) pada ulu hati. Seringkali rasa nyeri berkurang setelah penderita makan atau minum susu. Seringkali serangan nyeri semakin bertambah jika penderita terlambat makan 2 atau 3 jam, atau setelah is minum alkohol atau makan makanan berlemak atau pedas. Rasa nyeri sering semakin bertambah pada malam hari.

Pada keadaan borok lambung yang parah, dapat terjadi muntah yang kadang-kadang disertai darah. Kotoran yang mengandung darah dari boroi(tersebut biasanya berwarna hitam, seperti aspal.

Pencegahan dan pengobatan:
- Makanlah makanan yang menyembuhkan dan jangan makan makanan yang mengganggu borok tersebut:

Makanan yang menyembuhkan borok:
- Minum 2 galas air sebelum & sesudah makan. Minumlah yang banyak sepanjang hari.
- Keju
- Kepala susu (rum)
- Havermout
- Pisang

Makanan yang tidak berbahaya:
- Telor rebus
- Biskuit (roti marie)
- Kentang rebus
- Ketela
- Supermie
- Pisang yang masak

Makanan yang membuat borok semakin parah:
- Minuman keras
- Kopi
- Rokok
- Cabai dan merica
- Makanan berlemak
- Minuman yang mengandung soda (coca- cola, dan lain-lain).

PERHATIAN:
1. Susu dahulu dianggap salah satu obat terbaik bagi borok lambung. Pendapat tersebut sekarang telah ditinggalkan. Jangan minum susu sebagai obat borok lambung. Hal ini disebabkan karena ternyata susu dapat meningkatkan produksi asam lambung, bukan sebaliknya.
2. Jangan minum obat-obat tertentu seperti tablet Fe (besi), aspirin, corticosterroid, bahkan antacid seperti sodium bicarbonat karena hanya mempunyai pengaruh sementara, lalu segera diikuti rangsangan lebih banyak sekresi asam lambung.
3. Obat antacid yang paling aman adalah magnesium dan aluminium hidroxida.
Sangatlah penting segera obati borok lambung. Kalau dibiarkan penyakit ini akan menjadi lebih berbahaya seperti terjadi perdarahan dan peritonitis. Borok lambung biasanya akan lebih baik bila pasien dapat mengatur cara makannya (makan lebih sering dalam porsi kecil) dan minumannya (minum lebih banyak). Hidup lebih hati-hati; hindari stress, suka marah dan gelisah. Semua ini meningkatkan sekresi asam lambung.


Cobalah belajar hidup lebih rilex dan tentram, diikuti dengan pengobatan sehingga akan mencegah kambuhnya penyakit ini. Pengobatan awal borok lambung atau borok usus merupakan tindakan yang penting. Kalau tidak, penyakit ini dapat menimbulkan radang selaput perut atau perdarahan yang berbahaya. Borok lambung biasanya akan membaik jika penderita berhati-hati dengan makanan dan minumannya. Kemarahan, ketegangan dan kegelisahan dapat memperburuk keadaan. Belajarlah hidup santai dan tetap tenang. Perhatian sepenuhnya sangat diperlukan supaya borok lambung tidak kambuh kembali.

Cara yang lebih baik ialah menghindari penyakit borok lambung dan usus dengan cara makan dengan bijaksana, tidak minum minuman keras dan tidak merokok.

Sembelit (konstipasi)
Seorang yang kotorannya keras dan tidak dapat buang air besar selama 2 hari atau lebih dikatakan menderita sembelit. Sembelit seringkali disebabkan karena makanan yang kurang tepat (terutama kurang makan buah-buahan, sayuran hijau atau makanan dengan serat alami), atau karena kurangnya gerak badan.
Minum lebih banyak air dan makan lebih banyak buah-buahan, sayuran serta makanan dengan serat alami (seperti singkong dan jagung) lebih balk daripada minum obat urus-urus (cuci perut). Orang yang berusia lanjut harus lebih sering berjalan-jalan dan melakukan gerak badan agar buang air besarnya teratur.
Seseorang yang tidak dapat buang air besar selama 3 hari atau lebih, dan tidak menderita gangguan berupa nyeri yang menusuk pada perutnya, dapat minum obat pencuci perut yang ringan (seperti susu magnesia atau megnesium hidroxidal). Akan tetapi, jangan terlalu sering menggunakan obat pencuci perut.

Jangan sekali-kali memakai obat pencuci perut yang keras, terutama Jika ada nyeri perut.

Penyakit gondok (Pembengkakan atau benjolan pada leher)
Penyakit gondok adalah pembengkakan atau benjolan besar pada leher sebelah depan (pada tenggorokan) dan terjadi akibat pertumbuhan kelehjar gondok yang tidak normal. Kebanyakan penyakit gondok disebabkan oleh kekurangan yodium dalam makanan. Demikian pula, kukurangan yodium pada wanita hamil kadang-kadang menyebabkan bayi meninggal dunia atau dilahirkan dengan kelambatan mental dan/atau tuli (kretinisme). Hal ini dapat terjadi, walaupun ibu tidak menderita penyakit gondok.

Bagaimana mencegah atau mengobati penyakit gondok dan mencegah kretinisme:
- Semua orang yang tinggal di daerah endemis (daerah yang banyak penderita) gondok harus menggunakan garam beryodium. Garam beryodium dapat mencegah penyakit gondok dan dapat menyembuhkan benjolan gondoknya. (Namun, benjolan gondok yang lama dan keras hanya dapat dihilangkan dengan pembedahan/operasi, tetapi tindakan ini tidak selaiu diperlukan).
- Apabila tidak dapat memperoleh garam beryodium, gunakanlah yodium tinctura (larutan yodium dalam alkohol). Masukkan 1 tetes larutan. tersebut dalam segelas air dan minumlah setiap hari. HATI-HATI: terlalu banyak larutan yodiurn dapat menimbulkan keracunan. Minumlah hanya 1 tetes sehari. Simpanlah botolnya di tempat yang tidak terjangkau oleh anak-anak. Garam beryodium merupakan cara pengobatan yang jauh lebih aman.
- Kebanyakan cara pengobatan rakyat untuk penyakit gondok tidak manjur. Akan tetapi, makan kepiting atau makanan laut lainnya dapat membantu penyembuhan karena makanan tersebut mengandung yodium. Mencampurkan sedikit ganggang laut dalam makanan juga menambah kadar yodium. Namun, cara termudah ialah dengan menggunakan garam beryodium.

Pustaka
Ilmu Kebidanan : Patologi dan Fisiologi Persalinan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Topik

Penyakit ObsGin (56) Kasus Obgin (43) Perawatan Obstetri (42) kehamilan (27) persalinan (27) Pelayanan Kesehatan Obtetri Ginekologi (21) Kedaruratan Ginekologi (20) Bedah Ginekologi (17) vagina (15) ibu hamil (14) janin (13) Anatomi Obstetri Ginekologi (12) infeksi (11) pertolongan persalinan (11) wanita hamil (11) plasenta previa (10) plasenta (9) proses persalinan (9) bayi (8) bidan (8) menstruasi (8) seksio sesarea (8) Vulva (7) hubungan seksual (7) informed consent (7) pembuluh darah (7) well born baby (7) Serviks (6) asfiksia (6) diabetes melitus (6) distosia (6) endometrium (6) muntah (6) ovarium (6) perineum (6) ultrasonografi (6) usia kehamilan (6) Amnion (5) Syok (5) abortus (5) atonia uteri (5) berat badan (5) estrogen (5) hipertensi (5) medis (5) menarche (5) peritonitis (5) rahim (5) uterus (5) wanita (5) well health mother (5) ASI (4) KPD (4) Ketuban Pecah Dini (4) Primigravida (4) Solusio Plasenta (4) air susu ibu (4) amenore (4) anamnesis (4) antibiotik (4) diagnosis (4) ginekologi (4) hiperemesis gravidarum (4) intervensi (4) kanker serviks (4) kematian ibu (4) kolostrum (4) kontraksi otot (4) melahirkan (4) metabolisme (4) multipara (4) oligohidramnion (4) ovulasi (4) payudara (4) pelayanan kesehatan (4) pengobatan (4) penyakit kandungan (4) pre eklampsia (4) sepsis (4) tekanan darah (4) tumor ovarium (4) usg (4) HIV (3) Hamil Anggur (3) Mola Hidatidosa (3) Morbiditas (3) Mortalitas (3) Perdarahan Antepartum (3) Polihidramnion (3) Preeklamsia (3) Retensio Plasenta (3) Robekan Perineum (3) angka kematian ibu (3) antibiotika (3) aterm (3) berat badan lahir rendah (3) biopsi (3) dehidrasi (3) dispareunia (3) dukun beranak (3) emesis (3) endokrin (3) episiotomi (3) gangguan haid (3) genitalia (3) ginjal (3) hemoroid (3) hidramnion (3) himen (3) histerektomi (3) induksi persalinan (3) infeksi hiv (3) infertilitas (3) kehamilan ektopik (3) kehamilan ganda (3) kelahiran anak (3) kelainan kromosom (3) kemandulan (3) kematian bayi (3) lendir (3) melahirkan bayi (3) mioma uteri (3) nyeri (3) obat obatan (3) patologi anatomi (3) pemeriksaan abdomen (3) penyakit jantung (3) peredaran darah (3) progesteron (3) rektum (3) rumah sakit (3) sectio caesarea (3) sel telur (3) sindrom (3) tiroid (3) tulang belakang (3) uteri (3) AIDS (2) ASI eksklusif (2) Aborsi (2) Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (2) Amniosentesis (2) Bunyi jantung janin (2) Contraction stress test (2) DJJ (2) EVALUASI (2) Edema (2) Gawat janin (2) Hipotensi berat (2) IUD (2) IUS (2) Inversio Uteri (2) Kanker Rahim (2) Kasus Kedaruratan Ginekologi (2) Ketuban pecah (2) Kontrasepsi (2) Korion (2) Mual (2) Multigravida (2) Partograf (2) Perdarahan post partum (2) Plasenta Manual (2) SOAP (2) abnormal (2) air hangat (2) alergi (2) analisis fase luteal (2) analisis hormonal (2) analisis sperma (2) anamnesa (2) angka kematian ibu dan bayi (2) asuhan antenatal (2) awal kehamilan (2) bakteri patogen (2) bartholin (2) buah anggur (2) bunyi jantung (2) cairan dan elektrolit (2) cairan tubuh (2) cervix (2) denyut jantung (2) depo provera (2) depresi (2) dokter (2) dokumentasi kebidanan (2) epidural (2) fibrinogen (2) gejala (2) gizi ibu hamil (2) haid (2) hamil (2) harapan hidup (2) hipofisis (2) hipotensi (2) hirsutisme (2) hormon (2) hydramnion (2) ibu dan bayi (2) imunisasi (2) infertil (2) infus (2) intrapartum (2) kanker (2) kanker payudara (2) kebidanan (2) kelahiran (2) kelahiran bayi (2) keluarga berencana (2) kematian (2) kematian janin (2) kesuburan (2) kista (2) konsultasi (2) kortikosteroid (2) leukorea (2) lingkungan (2) malnutrisi (2) masa kehamilan (2) mastalgia (2) membran (2) mencegah kehamilan (2) meninggal dunia (2) menyusui (2) merokok (2) metronidazol (2) myoma (2) nekrosis (2) neonatus (2) obstetri dan ginekologi (2) oxytocin (2) pap smear (2) pelayanan medis (2) pelepasan prematur plasenta (2) pelvis (2) penilaian ovulasi (2) penyakit keturunan (2) penyakit malaria (2) perdarahan (2) perinatal (2) perkawinan (2) perkembangan bayi (2) perkembangan janin (2) pernapasan (2) pertumbuhan janin (2) pethidine (2) pil kb (2) pneumonia (2) proses kelahiran (2) prostaglandin (2) pubertas (2) puting susu (2) radiasi (2) rasional (2) sakit kepala (2) sanggama (2) seksual (2) sesak napas (2) sinus urogenital (2) sungsang (2) susu formula (2) syok hipovolemik (2) tekanan (2) teknologi kedokteran (2) tempat tidur (2) tenaga kesehatan (2) tentang kehamilan (2) terapi antibiotik (2) testosteron (2) tipis (2) trombosit (2) tuba (2) tuberkulosis (2) tumbuh kembang bayi (2) tumor (2) vaksin (2) vasa previa (2) 10 Langkah Menuju Rumah Sakit Sayang Bayi (1) ABC (1) AKDR (1) Abortus provocatus (1) Abrupsio Plasenta (1) Amniocentesis (1) Amniotomi (1) Antenatal Screening (1) Aspek hukum dari tindakan abortus buatan (1) Bahaya mioma terhadap kehamilan (1) Beberapa tanda yang menunjukkan kehamilan ganda (1) Bentuk plasenta yang tidak serasi (1) CMI Tender Touch (1) CST (1) Cancer Surgery (1) Cara melakukan IMD (1) Cervidil (1) Changing Childbirth (1) Chorionic Villous Sampling (1) Cystotec (1) DIC (1) Diabetes maternal (1) Diameter biparietalis (1) Diameter bitemporalis (1) Diameter occipitofrontalis (1) Diameter submentobregmatica (1) Diameter suboccipitobregmatica (1) Diameter verticomentalis (1) Doppler Warna dan Berpulsa (1) Early rupture of membrane (1) Edema Vulva (1) Endometrial Cancer (1) Episode depresi pascanatal (1) Eritroblastosis fetalis (1) Estriol urine (1) Female Pelvic Anatomy (1) Gambaran klinik tetanus neonatorum (1) Gambaran klinis depresi pascanatal (1) Gangguan hormon (1) Glomerulonefritis (1) Gum disease (1) Haid Abnormal (1) Hematokrit (1) Hematoma Vagina (1) Hematoma vulva (1) Hiperoksigenasi (1) Hitung Leukosit (1) Hormon Chorionic Gonadotropin (1) IDENTIFIKASI TINDAKAN SEGERA (1) IMD Setelah Bedah Cesar (1) IMPLEMENTASI (1) IUD copper (1) IUGR (1) Imunoglobulin Anti-D (1) Indikasi Episiotomi (1) Indung Telur (1) Infark plasenta (1) Infeksi Pelvis (1) Infeksi Toksoplasma (1) Infertilitas sekunder (1) Inkompatibilitas rhesus (1) Inkompetensi serviks (1) Inkontinensia Uteri (1) Insulisiensi placenta (1) Intra Uterine System (1) Istilah Kebidanan (1) Jenis pemeriksaan Mola Hidatidosa (1) Kasus hamil anggur (1) Kauterisasi tuba falopii (1) Kehamilan dapat mempengaruhi mioma uteri (1) Kehamilan prekoks (1) Kelahiran dengan berat bayi lahir rendah (1) Kelainan Air Ketuban (1) Kelainan kelenjar pankreas (1) Kelainan kelenjar tiroid (1) Kelainan kongenital (1) Kerugian Kontap (1) Keuntungan Episiotomi (1) Keuntungan Kontap (1) Konsep Dasar Asuhan Antenatal (1) Konsep rooming in (1) Kontrasepsi IUD (1) Kordosentesis (1) Korioangioma (1) Kurangi aktivitas uterus (1) Kutil vulva (1) Leiomioma Degenerasi Merah (1) Lingkup asuhan kebidanan (1) Lobus succenturiate (1) Malaria berat (1) Manfaat IMD (1) Masa pemulihan (1) Memperbaiki fungsi kerja organ-organ tubuh (1) Mengurangi tekanan pada janin (1) Metode kuretase (1) Metode tindak lanjut (1) MgSO4 (1) Mixedema (1) Mola kruenta (1) Mola tuberosa (1) Morbus basedowi (1) Nilai Skor Bishop (1) Observasi bayi (1) P3 (1) PASG (1) PID (1) Parametritis (1) Partus Terlantar (1) Partus kasep (1) Partus lama (1) Pastikan diagnosis (1) Pelvic Lymphadenectomy (1) Pembengkakan vulva (1) Pemeriksaan Fisik (1) Penapisan Antenatal (1) Pengobatan Hamil Anggur (1) Pengukuran-serf ultrasonik (1) Penyakit gusi (1) Penyakit sinaga (1) Perbaiki hipotensi (1) Perbaiki ketidakseimbangan metabolik (1) Perdarahan Kanker Serviks (1) Persalinan percobaan (1) Pil KB Kombinasi (1) Plasenta berbentuk cincin (1) Plasenta bipartite (1) Plasenta ekstrakorialis (1) Plasenta fenestrasi (1) Plasenta sirkummarginal (1) Plasenta sirkumvalata (1) Postmortem caesarean (1) Posyandu (1) Primum noncere first do no harm (1) Prinsip dasar kehamilan dan mioma uterus (1) Prolaps Uteri (1) Prolapsus litniculus umbilicalis (1) Pruritus vulva (1) Radical Hysterectomy (1) Radical vaginal trachelectomie (1) Referensi teknik pemeriksaan fisik (1) Rekanalisasi Kontap (1) Riwayat Kesehatan (1) Riwayat haid (1) SC (1) Salpingo-ooforitis (1) Sasaran pengembangan desa siaga (1) Seksio sesarea pada kombinasi hamil dan mioma uteri (1) Siapkan tenaga keadaan darurat (1) Sikatriks Vulva (1) Sindroma Down (1) Sindroma HELLP (1) Spermatogenesis defektif (1) Suhu (1) Suhu Basal Tubuh (1) Suntik KB (1) Susuk KB (1) Teknologi Obstetri (1) Terapi hormon (1) Test nonstress (1) Toksikum eritema (1) Torsi tumor adneksa (1) Trachelectomie (1) Trauma dada (1) Trisomy 13 (1) Trisomy 18 (1) Trombosis pembuluh darah janin (1) Tujuan rumah sakit sayang bayi (1) Tujuan umum desa siaga (1) Tumor Adneksa Permagna (1) Ubah posisi ibu (1) Varises vena (1) WHO (1) abdomen (1) abdominal contents (1) ablasio plasenta (1) abortus spontan (1) adrenalin (1) aerobik (1) aesculapius (1) agenesis (1) air bersih (1) alkoholik (1) allantois (1) american cancer society (1) amniosintesis (1) ampicillin (1) ampul (1) ampula (1) anabolik (1) analgesik (1) anc (1) androgen (1) andrologi (1) anemia (1) anemia berat (1) anemia pada ibu hamil (1) aneuploidi (1) angka kematian (1) angka kematian bayi (1) anomali (1) anomali kongenital (1) anovulatoir (1) ante natal care (1) antenatal care (1) anti hipertensi (1) antihistamin (1) antineoplastic agents (1) apotek (1) apusan Papanicolaou (1) areola (1) asam basa (1) asfiksia neonatorum (1) asinklitismus (1) asites (1) asma (1) aspirasi pneumonia (1) aspirin (1) aturan Nagele (1) ayah (1) ayurvedic college (1) bartolin (1) batasan (1) batuk (1) bayi bayi (1) bayi kembar (1) bcg (1) benadryl (1) berat badan bayi (1) berenang (1) berhenti merokok (1) bersih dan sehat (1) bina keluarga balita (1) bkkbn (1) blighted ovum (1) blood sampling (1) bnf (1) bokong (1) breech presentation (1) broad spectrum antibiotics (1) buah buahan (1) bunuh diri (1) cacar air (1) cacat bawaan (1) cacing tambang (1) cairan (1) calcitonin gene (1) caput succedaneum (1) carcinoma (1) cedera saraf kranialis (1) cemas (1) cephal hematom (1) cervical cancer (1) charting by exception (1) chignon (1) chorioamnionitis (1) chorionic gonadotropin (1) ciri (1) ciri-ciri desa siaga (1) clostridium welchii (1) complete mole (1) cross match (1) ct scan (1) ctg (1) cuci tangan (1) cul de sac (1) curcuma domestica (1) daging (1) darurat (1) decrement (1) demam (1) demam berdarah (1) demerol (1) depot medroxyprogesterone acetate (1) desa siaga (1) desidua (1) developmental disorder (1) dewa (1) diagnosis tuba falopii (1) diameter kepala janin (1) diazepam (1) dilator (1) displasia (1) distosia bahu (1) distribusi (1) dna (1) dokter anak (1) donor darah (1) doptone (1) downward trend (1) dystocia (1) early pregnancy factor (1) ekstraksi (1) ekstrauterin (1) emansipasi wanita (1) emboli (1) emosi (1) endometriosis (1) endometritis (1) ensefalitis (1) enukleasi mata (1) epididimis (1) epinefrin (1) ergometrine (1) ergotrate (1) eritrosit (1) erythroblastosis (1) erythromycin (1) escherichia coli (1) etik (1) etika profesi (1) evaporasi (1) evisceration (1) fecal odor (1) fenomena tromboembolik (1) fetal alcohol effects (1) fetal alcohol syndrome (1) fetal heart rate (1) fetoscope (1) fibrosis (1) figure of eight (1) filament nylon (1) filsafat (1) fimbriae (1) fistula (1) flowsheet (1) foetus compressus (1) foetus papyraceus (1) footling presentation (1) formalin (1) formula 3 (1) fosfor (1) four pillars (1) frank breech (1) freenulum linguae (1) frekuensi (1) fsh (1) ft3 ft4 (1) fundus (1) fungsi ginjal (1) funiculus (1) gagal ginjal (1) galaktosa (1) gangguan asam-basa (1) gangguan metabolisme (1) gangguan pernapasan (1) gap junction (1) gas exchange (1) gejala kanker rahim (1) gejala kehamilan (1) gelombang bunyi (1) genetalia (1) genetika (1) genital (1) gerakan janin (1) gizi dan istirahat (1) gizi masyarakat (1) glukosamin (1) gram negatif (1) granulosa (1) gula garam (1) halotan (1) hambatan pertumbuhan janin (1) hamil di luar nikah (1) handuk (1) hari pertama haid terakhir (1) health (1) hemangioma (1) hemangioma plasenta (1) hematoma (1) herbal vitamin (1) herpes (1) herpes genitalis (1) herpes simpleks (1) hidrosefalus (1) high risk pregnancy (1) hiperkeratosis (1) hiperplasia (1) hipertensi kehamilan (1) hipertiroidismus (1) hipnotis (1) hipoglisemia (1) hipoksia (1) hipotermia (1) hipotiroidismus (1) hipovolemia (1) histamin (1) holistik (1) hormon estrogen (1) hormon levonorgestrel (1) hormon tiroid (1) hpv (1) hubungan dokter (1) hukum (1) human being (1) hymen (1) ibu kartini (1) ibu melahirkan (1) ilmu kebidanan (1) ilmu pengetahuan dan teknologi (1) immunoassay (1) impending eklamsia (1) increment (1) induction of labor (1) indurasi (1) infeksi saluran kemih (1) infiltrasi (1) inseminasi buatan (1) insulin diabetes (1) intestinal peptide (1) intra uterine growth retardation (1) iud paragard (1) jagung (1) jantung (1) jaringan epitel (1) journal of obstetrics (1) kalangan remaja (1) kanker endometrium (1) kardiovaskular (1) kariotipe (1) kateter (1) kateter Foley (1) kawin (1) keamanan (1) kecemasan (1) keguguran (1) kehamilan kembar (1) kehamilan pada remaja (1) kehamilan pertama (1) kejang otot (1) keju (1) kekurangan kalsium (1) kekurangan vitamin (1) kelainan serebrovaskular (1) kelamin (1) kelenjar hipofisis (1) kelenjar pituari (1) kelenjar tiroid (1) kemaluan (1) kematian bayi baru lahir (1) kematian ibu hamil (1) kembar siam (1) kemoterapi (1) keperawatan (1) kepribadian (1) keputihan (1) keracunan kehamilan (1) kernikterus (1) kesehatan (1) kesehatan bayi (1) kesehatan lingkungan (1) kesehatan masyarakat (1) kesehatan reproduksi (1) keseimbangan cairan dan elektrolit (1) kista ovarium (1) kistadenokarsinoma serasa (1) klamidia (1) klinik (1) klinik bersalin (1) klitoris (1) klostridium tetani (1) kolagen (1) koma (1) komplit (1) konduksi (1) konsepsi (1) konsultasi dokter (1) kontrasepsi hormonal (1) konveksi (1) korioamnionitis (1) korona radiata (1) korpus (1) korteks (1) kreatinin (1) kromosom (1) kronik (1) kronis (1) kualitas hidup (1) kurang darah (1) kurang gizi (1) kuret (1) kutukan (1) labia mayora (1) labia minora (1) laboratorium (1) lactobacilus (1) lafal sumpah dokter (1) laki laki (1) laktosa (1) laminaria stift (1) lasenta membranosa (1) lepra (1) liberalisasi (1) lintah (1) lokia (1) lumen (1) luteinizing hormone (1) magnetic resonance imaging (1) makanan bergizi (1) makanan tambahan (1) malaria (1) malaria falciparum (1) malaria kongenital (1) malaria serebral (1) malpraktek (1) masa nifas (1) masalah kehamilan (1) masker bag-valve (1) maternity care (1) maturitas (1) medroxyprogesterone (1) megap (1) meig (1) meig syndrome (1) mekonium (1) meneteki (1) mengandung (1) menghisap (1) menikah (1) meningitis (1) menometroragia (1) menopause (1) menorrhagia (1) merangsang (1) metabolisme tubuh (1) metastasis (1) metil salisilat (1) metode kontrasepsi (1) midwifery (1) mielin (1) migrain (1) migren (1) minyak kelapa (1) misoprostol (1) mobilitas (1) mongolisme (1) moniliasis (1) mood swing (1) morning sickness (1) mortality rate (1) moulage (1) multiple pregnancy (1) mulut (1) national maternity hospital (1) natrium (1) neglected labour (1) neisseria gonorrhoeae (1) neuralgia (1) nimo (1) non stress test (1) nutrisi (1) nutrisi untuk janin (1) nyaman (1) nyeri haid (1) nyeri otot (1) nyeri persalinan (1) nyeri punggung (1) obat kencing manis (1) oksitosin (1) olahraga (1) oligospermia (1) ostium (1) ostium uteri internum (1) otot (1) ovariotomi (1) overstreet (1) ovulatoir (1) parametrium (1) parathyroid (1) parathyroid hormone-related peptide (1) pars (1) partial mole (1) partogram (1) partus (1) pasca (1) patogen (1) pelecehan seksual (1) pelvic inflammatory disease (1) pemasangan chest tube (1) pembekuan darah (1) pembengkakan payudara (1) pembiakan (1) pemeriksaan bakteriologi (1) pemeriksaan pap smear (1) pendarahan (1) pendarahan rahim abnormal (1) pendarahan spontan (1) penelitian (1) pengetahuan (1) pengobatan alternatif (1) penicillin (1) penisilin (1) penyakit (1) penyakit diabetes (1) penyakit diare (1) penyakit genitalia (1) penyakit gula (1) penyakit infeksi (1) penyakit kanker (1) penyakit kencing manis (1) penyakit menular seksual (1) penyakit paru paru (1) penyakit psikiatrik pascanatal (1) penyebaran infeksi (1) penyediaan air bersih (1) perawatan bayi (1) perawatan paliatif (1) perawatan tali pusat (1) perdarahan aksidental (1) perhiasan (1) perilaku seksual remaja (1) perimenopause (1) perinatologi (1) perineotomi (1) peritonium (1) perkembangan janin dalam rahim (1) persalinan lama (1) persalinan per vaginam (1) persalinan prematuritas IUGR (1) persalinan terlantar (1) pertumbuhan tulang (1) pertumhuhan janin terhambat (1) perut (1) pheromones (1) pitocin (1) placenta (1) plasenta difusa (1) plasenta dwilobus (1) plasenta letak rendah (1) plasmodium falciparum (1) pneumatic anti-shock garment (1) polip (1) polip endometrium (1) portio (1) posisi (1) preeklamsi berat (1) prematur (1) premature rupture of membrane (1) prevost (1) pria (1) primipara (1) progestin (1) program Kontap (1) prolaktin (1) proses kehamilan (1) proses menstruasi (1) proses penyembuhan luka (1) prostaglandin e2 (1) protein c (1) protrusion (1) psikolog (1) psikologi (1) pt ptt (1) pubarche (1) pubis (1) puerperalis (1) puerperium (1) puting (1) radang (1) radang paru paru (1) radiologi (1) rawat inap (1) refleksologi (1) releasing hormone (1) reproduksi (1) resiko (1) resistensi insulin (1) resusitasi (1) rhesus negatif (1) rhesus positif (1) rhogam (1) rigor mortis (1) rileks (1) ringer laktat (1) riwayat menyakiti diri sendiri (1) rubela (1) rumah tangga (1) ruptur (1) safety efficacy (1) saluran napas (1) saluran reproduksi (1) sarkoma (1) sarung tangan (1) savlon (1) sayuran (1) seks pranikah (1) selaput dara (1) sensitif (1) sepeda (1) septum (1) serebral palsi (1) sesak nafas (1) siklus kreb (1) siklus menstruasi (1) sindrom pre-baby blues (1) sindroma Edward (1) sindroma Patau (1) sintosinon (1) sistem pembiayaan kesehatan (1) sistem reproduksi (1) snow flake (1) solusio Burowi (1) sonicaid (1) specimen (1) spermatozoa (1) standar profesi (1) status asmatikus (1) stein leventhal (1) steril (1) sterilisasi (1) stetoskop (1) stetoskop Pinard (1) stomata (1) streptomycin (1) suhu tubuh (1) sumpah dokter (1) suprarenal (1) susu buatan (1) susu ibu (1) tali pusat (1) tanda Naujoke (1) tanda Spalding (1) target goal (1) tay sachs (1) tbc (1) tekanan hidrostatik (1) tekanan intrakranial (1) tekanan osmotik (1) teknologi (1) telapak (1) telarche (1) telor (1) tempat penitipan anak (1) tenaga kerja (1) tengkorak janin (1) terapi (1) termometer (1) test mantoux (1) testis (1) tetanus neonatorum (1) tidur (1) tifus (1) tinospora crispa (1) tokoh kedokteran (1) trakeostomi (1) transfusi darah (1) transvaginal (1) transverse incision (1) trauma (1) treponema pallidum (1) trial of labor (1) trofoblas gestasional (1) tromboflebitis (1) trombosis (1) tumor ganas (1) uji pasca-sanggama (1) ujian darah (1) ujian kompetensi dokter (1) ukcc (1) ukuran payudara (1) ulkus (1) ureter (1) uretra (1) urologi (1) usus buntu (1) uteritonika (1) uterus bikornu (1) vakum (1) vanished twin (1) variabel (1) varikokel (1) vascular bed (1) vasektomi (1) vasoactive intestinal peptide (1) vili korialis (1) virus hpv (1) virus penyakit (1) visera (1) vitamin yang larut dalam lemak (1) vlek (1) vulvar disease (1) waktu subur perempuan (1) wanita bersalin (1) wbc (1) wound closure (1) wound dehiscence (1) yunani (1) zoster (1)