Involusi adalah proses kembalinya ukuran, posisi dan tones uterus ke keadaan sebelum hamil. Hal ini termasuk penurunan hems dari 1000 g menjadi 60 g dan pengecilan ukuran dari 15 x 11 x 7,5 cm menjadi 7,5 x 5 x 2,5 cm.
Autolisis adalah digesti serat otot yang berlebihan oleh enzim proteolitik, sebuah proses yang dibantu dengan kontraksi dan retraksi uterus yang kontinu yang dimulai selama persalinan. Setelah uterus mengecil, desidua dikeluarkan bersama lokia (rabas vagina yang menyertai kelahiran bayi) dan endometrium barn mulai tumbuh dari lapisan dasar endometrium. Endometrium baru tumbuh pada hari ke-10 setelah persalinan, dalam 6 minggu endometrium selesai dibentuk.
Perubahan warna dan jumlah lokia menggambarkan adanya perubahan yang terjadi di dalam endometrium. Selama 2-4 hari pertama setelah kelahiran bayi, lokia mengandung sel darah, fragmen amnion dan korion (lokia rubra), dan biasanya berwarna merah (awalnya merah terang, berubah menjadi merah gelap kemudian cokelat akibat penurunan proporsi sel darah di dalam lokia). Dari hari ke-3 sampai ke-4, warna lokia berubah menjadi merah muda (lokia serosa) dan juga berisi leukosit dan organisms. Kemudian lokia Iperulpah menjadi rabas putih kekuningan yang keluar antara hari ke-10 dan ke-14 pascanatal (lokia alba) (Blackburn & Loper, 1992). Perubahan ini dapat dilihat dengan memeriksa pembalut yang dikenakan oleh ibu.
Rasional prosedur
Involusi belum selesai sampai akhir puerperium, tetapi penurunan ukuran dan berat uterus banyak rerjadi pada hari ke-10 periode pascanatal. Laju involusi hervariasi ciari saw wanita ke wanita lainnya dan kemajuannya harus dikaji secara individual. Hal ini dapat dilakukan dengan mempalpasi uterus ins:Ialui dinding abdomen dan menentukan apakah terjadi pengecilan ukuran. Hal ini akan Iebih mudah bila setiap harinya palpasi dilakukan oleh bidan yang sama. Praktik pengukuran tinggi uterus tidak rekbel dan tidak begitu bermanfaat (Cluett et al, 1997). Efektivitas palpasi uterus selama periode pascanatal dalam kaitannya dengan pencegahan dan prediksi penyimpangan dari normal belum diteliti secara adekuat (Montgomery & Alexander, 1994). Namun demikian, bidan masih tetap melakukannya sebagai bagian dari pemeriksaan pascanatal untuk memperoleh informasi asuhan dan penatalaksanaan sampai diperoleh bukti yang menentang pelaksanaannya.
Selain pengkajian penurunan uterus, posisi dan corms uterus juga harus dikaji. Uterus harus diposisikan di tengah abdomen. Kandung kemih yang penuh dapat mengubah posisi uterus, menyebabkannya berpindah ke sisi lain. Hal ini dapat memengaruhi kontraksi miometrium, mencetuskan perdarahan postpartum. Oleh karena itu, jika terjadi penyimpangan uterus, lokia harus dikaji untuk memastikan bahwa ibu tidak mengalami perdarahan dan ibu diminta untuk berkemih. Tonus uterus harus keras, mengindikasikan uterus yang hcrkontraksi dengan haik. Bila corms huruk, uterus akan terasa lembek, mempredisposisikan perdarahan pascanatal. Rektum yang penuh, sisa produk konsepsi atau bekuan darah dapat menyebabkan uterus teraba seperti balon. Uterus tidak boleh terasa lembek pada scat dipalpasi, dan rasa tidak nyaman dapat menunjukkan adanya infeksi. Nyeri tekan juga dapat terjadi pada uterus yang pernah mengalami seksio sesaria. Palpasi uterus selama pascanatal dapat mengkaji kemajuan, meskipun hasil¬nya harus dicocokkan dengan hasil lain, misalnya warna dan jumlah lokia.
Laju penyusutan
Setelah persalinan plasenta dan selaput janin, uterus berada atau tepat di bawah umbilikus ibu kira-kira 12 cm di atas simfisis pubis; tinggi fundus menurun kira¬kira 1 cm setiap harinya (Blackburn & Loper, 1992). Setelah 6 hari, fundus biasanya berada di tengah antara umbilikus dan simfisis pubis dan masih dapat dipalpasi sampai akhir had ke-10. Pada bcbcrapa wanita, fundus tidak dapat dipalpasi pada saat ini, dan biasanya tidak dapat dipalpasi lagi setelah hari ke- 12 pascanatal.
Pada wanita menyusui, involusi biasanya terjadi lebih efisien, yang kemung¬kinan berkaitan dengan peningkatan aliran oksitosin (meningkatkan kontraksi dan retraksi serat otot uterus). Hal ini berarti bahwa involusi akan berlangsung lebih lambat bila uterus tidak dapat melakukan kontraksi dan retraksi secara efektif. Ini dapat terjadi setelah seksio sesaria, uterus robek atau karena sisa produk konsepsi. Selain itu, hal tersebut juga dapat menunjukkan adanya infeksi. Subinvolusio uterus harus diteliti, karena ibu dapat mengalami perdarahan pascanatal sekunder.
Prosedur pengkajian involusi
- Dapatkan persetujuan tindakan
- Minta ibu untuk berkemih jika is belum melakukannya
- Cuci tangan dan hangatkan
- Minta ibu untuk berbaring dengan posisi telentang dan 26 Prinsip pemeriksaan abdomen
- Pastikan bahwa ibu nyaman dan terlindungi privasinya
- Pajankan abdomen ibu
- Palpasi fundus dengan bagian luar tangan
- Catat tinggi, posisi, dan tonus uterus
- Tutup kembali abdomen ibu, bantu ibu ke posisi yang nyaman
- Diskusikan hasil pemeriksaan dengan ibu
- Dokumentasikan hasil pemeriksaan dan lakukan intervensi yang sesuai
Peran dan tanggung jawab bidan
Secara ringkas pecan dan tanggung jawab bidan adalah
- Melakukan pemeriksaan yang koinpeten untuk memperoleh semua informasi yang dibutuhkan
- Mengenali penyimpangan dan melakukan rujukan
- Memberi penyululian, penjelasan dan dukungan pada ibu
- Melakukan pencatatan dengan baik
Ringkasan
- Palpasi uterus selama pascanatal merupakan bagian dari pemeriksaan pascanatal sehari-hari yang dilakukan oleh bidan.
- Palpasi memberikan inforrnasi tentang involusi, melalui pengkajian tinggi, posisi dan torus uterus, bersama dengan faktor lain seperti lokia yang keluar melalui vagina.
- Penelitian dibutuhkan itntuk memastikan manfaat preventatif dan prediktif dari keterampilan yang dilakukan.
Pustaka
Buku Ajar: Praktik Kebidanan; (Skills for Midwifery Practice) Oleh Ruth Johnson, Wendy Taylor
Tidak ada komentar:
Posting Komentar