Malpresentasi dikatakan terjadi secara kebetulan hanya jika faktor-faktor penyebab lain tidak diketemukan.
Faktor maternal dan faktor uterus
1. Panggul sempit. Ini merupakan faktor terpenting.
2. Perut ibu yang pendulans. Oleh karena memungkinkan uterus dan janin jatuh ke depan maka dapat terjadi kesukaran dalam penurunan bagian terendah.
3. Neoplasma. Fibromyoma uteri dan cystoma ovarii dapat menghalangi jalan masuk ke panggul.
4. Kelainan uterus. Pada uterus bicornis, cornu yang tidak hamil dapat menghamhat persalinan cornu yang hamil.
5. Kelainan letak dan besarnya placenta. Keadaan-keadaan seperti plasenta previa disertai dengan kedudukan janin yang tidak baik.
Faktor janin
1. Bayi yang besar.
2. Kesalahan dalam polaritas janin, misalnya pada presentasi bokong atau letak lintang.
3. Putaran paksi dalam yang abnormal. UUK berputar ke belakang atau tidak berputar sama sekali.
4. Sikap janin: tidak flexi tetapi extensi.
5. Kehamilan ganda.
6. Kelainan janin. a.l. hydrocephalus dan anencephalus.
7. Hidramnion. Banyaknya air ketuban yang berlebihan memungkinkan janin leluasa bergerak sehingga dapat menempati kedudukan yang abnormal.
PENGARUH-PENGARUH MALPRESENTASI
Pengaruh terhadap persalinan
Adaptasi bagian terendah janin dengan cervix dan panggul yang kurang simetris merupakan salah satu faktor yang mengurangi efisiensi persalinan.
1. Insidensi disproporsi fetopelvik lebih tinggi.
2. Kerja uterus yang tidak efisien adalah biasa. Kontraksinya cenderung untuk lemah dan tidak teratur.
3. Sering terjadi partus lama.
4. Dapat terjadi cincin retraksi patologis, dan dapat berakhir dengan ruptura segmen bawah rahim.
5. Seringkali membukanya cervix perlahan-lahan dan tidak lengkap.
6. Bagian terendah tetap tinggi.
7. Sering terjadi ketuban pecah awal.
8. Kebutuhan akan tindakan operatif lebih tinggi.
Pengaruh pada ibu
1. Oleh karena diperlukan kerja otot uterus dan perut yang lebih besar, dan oleh karena persalinan seringkali berjalan lama sehingga kurang istirahat dan makan-minum, maka biasa terjadi ibu kelelahan dan kehabisan tenaga.
2. Perineum dan jaringan lunak lebih teregang, sehingga lebih banyak terjadi robekan.
3. Perdarahan lebih banyak, berasal dari:
a. Robekan uterus, cervix dan vagina
b. Tempat perlekatan placenta: ibu yang kehabisan tenaga menyebabkan atonia uteri.
4. Insidensi infeksi lebih tinggi. Ini disebabkan oleh:
a. Ketuban pecah awal.
b. Perdarahan banyak.
c. Kerusakan jaringan.
d. Pemeriksaan vaginal dan rectal yang lebih sering.
5. Penderitaan pasien tidak sebanding dengan kekuatan kontraksi uterus. Ia mengeluh kesakitan sebelum uterus teraba mengeras dan masih terus merasakan nyeri setelah uterus relaksasi.
6. Paresis usus dan vesica urinaria menambah penderitaan pasien.
Pengaruh pada janin
1. Janin tidak sempurna menyesuaikan diri dengan panggul sehingga lebih sulit melewati panggul dan menyebabkan moulage yang berlebihan.
2. Persalinan yang lama berpengaruh lebih berat untuk janin, mengakibatkan insidensi anoxia, kerusakan otak, asphyxia dan kematian intrauterine yang lebih tinggi.
3. Insidensi tindakan operatif yang juga lebih tinggi memperbesar bahaya trauma pada bayi.
4. Tali pusat menumbung lebih sering terjadi dibanding pada kedudukan normal.
Pustaka
Ilmu Kebidanan: Patologi Dan Fisiologi Persalinan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar