Induksi persalinan (induction of labor) ialah suatu tindakan/langkah yang dilakukan untuk memulai suatu persalinan, bisa secara mekanik ataupun secara kimiawi (farmakologik). Induksi persalinan yang diawali dengan pematangan serviks, akan memberikan hasil yang jauh lebih baik dibandingkan dengan tanpa pematangan serviks. Tingkat kematangan serviks dinilai dengan Nilai/Skor Bishop.
Bila pasien telah in partu, dilakukan percepatan/akselerasi disebut augmentation or acceleration of labor, biasanya hanya dilakukan dengan memberikan obat golongan uterotonika tertentu (misalnya Oksitosin).
BEBERAPA HAL YANG HARUS DIPERHATIKAN
1. Pasien yang dilakukan induksi persalinan harus dirawat dan diawasi di rumah sakit, artinya tidak lagi diperkenankan rawat jalan atau pulang ke rumah.
2. Pasien yang akan dilakukan induksi persalinan, harus dikaji secara saksama dan menyeluruh dalam beberapa hal di bawah ini:
- Indikasi.
- Kontraindikasi.
- Syarat-syarat.
- Komplikasi.
Selasa, 17 April 2012
Jumat, 13 April 2012
Herpes Genitalis
Herpes genitalis
1. Gejala.
a. Nyeri lokal dan sering disuria dan keluarnya sekret per vaginam.
b. Demam, malaise,bahkan mungkin retensio urin dapat dijumpai.
2. Tanda.
a. Pada genitalia eksterna ditemukan Vesikel-vesikel dan/atau ulkus yang sangat nyeri. Rasa nyeri dapat menghalangi pemeriksaan pelvis.
b. Adenopati inguinal, demam, dan superinfeksi oleh bakteri pada lesi virus dapat terjadi.
c. Infeksi akut akan beresolusi secara spontan, biasanya dapat 1-2 minggu, meskipun sering terjadi rekurensi.
1. Gejala.
a. Nyeri lokal dan sering disuria dan keluarnya sekret per vaginam.
b. Demam, malaise,bahkan mungkin retensio urin dapat dijumpai.
2. Tanda.
a. Pada genitalia eksterna ditemukan Vesikel-vesikel dan/atau ulkus yang sangat nyeri. Rasa nyeri dapat menghalangi pemeriksaan pelvis.
b. Adenopati inguinal, demam, dan superinfeksi oleh bakteri pada lesi virus dapat terjadi.
c. Infeksi akut akan beresolusi secara spontan, biasanya dapat 1-2 minggu, meskipun sering terjadi rekurensi.
Abses Bartholini
Abses Bartholini
1. Gejala.—Nyeri di regio vulva.
2. Tanda.—Teraba lunak, massa dengan fluktuasi pada introitus.
3. Pengobatan.
a. Insisi dan drainase melalui permukaan mukosa dari labia minora.
b. Irigasi dan insersi dari drain.
1. Gejala.—Nyeri di regio vulva.
2. Tanda.—Teraba lunak, massa dengan fluktuasi pada introitus.
3. Pengobatan.
a. Insisi dan drainase melalui permukaan mukosa dari labia minora.
b. Irigasi dan insersi dari drain.
Label:
antibiotika,
gram negatif,
klamidia,
labia minora,
Penyakit ObsGin
Kamis, 12 April 2012
Penilaian Antepartum
PENILAIAN ANTEPARTUM
1. Riwayat haid amat penting.
2. Riwayat quickening dan auskultasi pertama denyut jantung yang terjadi sekitar minggu ke-18.
3. Perkiraan ukuran janin secara klinis.
4. Pengukuran-serf ultrasonik terhadap diameter biparietalis kepala bayi dan lingkaran thorax serta abdomen dilaksanakan setiap 3 minggu. Karena adanya kecenderungan brain-sparing pada beberapa kasus, pengukuran kepala bisa menimbulkan kekeliruan. Ratio kepala terhadap badan merupakan penilaian yang panting. Sampai minggu ke-32 hingga ke-36, hasil pengukurannya sama. Setelah minggu ke-36, lingkaran abdomen menjadi lebih besar daripada lingkaran kepala. Pada banyak kasus IUGR tidak terjadi pembalikan dari ratio ini.
1. Riwayat haid amat penting.
2. Riwayat quickening dan auskultasi pertama denyut jantung yang terjadi sekitar minggu ke-18.
3. Perkiraan ukuran janin secara klinis.
4. Pengukuran-serf ultrasonik terhadap diameter biparietalis kepala bayi dan lingkaran thorax serta abdomen dilaksanakan setiap 3 minggu. Karena adanya kecenderungan brain-sparing pada beberapa kasus, pengukuran kepala bisa menimbulkan kekeliruan. Ratio kepala terhadap badan merupakan penilaian yang panting. Sampai minggu ke-32 hingga ke-36, hasil pengukurannya sama. Setelah minggu ke-36, lingkaran abdomen menjadi lebih besar daripada lingkaran kepala. Pada banyak kasus IUGR tidak terjadi pembalikan dari ratio ini.
Rabu, 11 April 2012
Rasio Kematian Janin
[caption id="attachment_660" align="alignleft" width="260" caption="Rasio kematian janin"]
[/caption]
Rasio kematian janin menggambarkan besarnya kelahiran janin mati dikaitkan dengan jumlah kelahiran hidup.
Rumus rasio kematian janin adalah:
RMJ = (Jumlah kelahiran janin mati dalam satu tahun/Jumlah kelahiran hidup dalam tahun tersebut) x 1000
Contoh:
Jumlah bayi yang lahir pada usia kehamilan 30 minggu adalah 350 dari 1.550 ibu hamil sedangkan ibu yang melahirkan pada tahun itu adalah 1.500 orang. Jumlah bayi yang hidup selamat ada 560 bayi. Maka angka kelahiran janin: RMJ = (350/560) x 1000 = 62,60
Rasio kematian janin menggambarkan besarnya kelahiran janin mati dikaitkan dengan jumlah kelahiran hidup.
Rumus rasio kematian janin adalah:
RMJ = (Jumlah kelahiran janin mati dalam satu tahun/Jumlah kelahiran hidup dalam tahun tersebut) x 1000
Contoh:
Jumlah bayi yang lahir pada usia kehamilan 30 minggu adalah 350 dari 1.550 ibu hamil sedangkan ibu yang melahirkan pada tahun itu adalah 1.500 orang. Jumlah bayi yang hidup selamat ada 560 bayi. Maka angka kelahiran janin: RMJ = (350/560) x 1000 = 62,60
Label:
bayi,
Kasus Obgin,
kematian janin,
usia kehamilan
Kematian Janin
[caption id="attachment_656" align="alignleft" width="250" caption="Kematian Janin"]
[/caption]KEMATIAN JANIN
Penyebab kematian janin, yaitu:
1. Lues, diabetes, nefritis kronis, dan gestosis.
2. Penyakit infeksi akut atau in toksikasi.
3. Kelainan bawaan yang berat.
4. Eritroblastosis fetalis.
Penyebab kematian janin, yaitu:
1. Lues, diabetes, nefritis kronis, dan gestosis.
2. Penyakit infeksi akut atau in toksikasi.
3. Kelainan bawaan yang berat.
4. Eritroblastosis fetalis.
Label:
Eritroblastosis fetalis,
Kasus Obgin,
penyakit infeksi,
rigor mortis,
tanda Naujoke,
tanda Spalding
Senin, 09 April 2012
Keuntungan & Kerugian KONTAP
Apakah keuntungan mengikuti program Kontap? Keuntungan program Kontap adalah :
1. Sekali menjalani Kontap untuk seterusnya
2. Untuk jangka panjang harganya murah
3. Efektif karena kehamilan banyak dapat dihindari
4. Kontrol medic yang ringan dan mudah
5. Penyulit praktis tidak dijumpai operasi ringan dan dapat dilakukan secara poliklinis
6. Ringan dan dapat dilakukan secara poliklinis.
1. Sekali menjalani Kontap untuk seterusnya
2. Untuk jangka panjang harganya murah
3. Efektif karena kehamilan banyak dapat dihindari
4. Kontrol medic yang ringan dan mudah
5. Penyulit praktis tidak dijumpai operasi ringan dan dapat dilakukan secara poliklinis
6. Ringan dan dapat dilakukan secara poliklinis.
Klasifikasi Abortus
1. Abortus spontan adalah keluarnya hasil konsepsi tanpa intervensi medis maupun mekanis.
2. Abortus buatan, Abortus provocatus (disengaja, digugurkan), yaitu:
a. Abortus buatan menurut kaidah ilmu (Abortus provocatus artificialis atau abortus therapeuticus). Indikasi abortus untuk kepentingan ibu, misalnya: penyakit jantung, hipertensi esensial, dan karsinoma serviks.
Keputusan ini ditentukan oleh tim ahli yang terdiri dari dokter ahli kebidanan, penyakit dalam dan psikiatri, atau psikolog.
2. Abortus buatan, Abortus provocatus (disengaja, digugurkan), yaitu:
a. Abortus buatan menurut kaidah ilmu (Abortus provocatus artificialis atau abortus therapeuticus). Indikasi abortus untuk kepentingan ibu, misalnya: penyakit jantung, hipertensi esensial, dan karsinoma serviks.
Keputusan ini ditentukan oleh tim ahli yang terdiri dari dokter ahli kebidanan, penyakit dalam dan psikiatri, atau psikolog.
Minggu, 25 Maret 2012
ABORTUS FEBRILIS
Adalah abortus inkompletus atau abortus insipiens yang disertai infeksi. Manifestasi klinis ditandai dengan adanya demam, lokia yang berbau busuk, nyeri di alas simfisis atau di perut bawah, abdomen kembung atau tegang sebagai tanda peritonitis.
Label:
kuret,
lokia,
ostium,
Penyakit ObsGin
BISNIS BROTOWALI KARENA DIABETES:SEBUAH PENGALAMAN PRIBADI
Berawal dari riwayat keluarga yang terserang penyakit kencing manis, penulis menemukan suatu ide bisnis. Pada mulanya, dalam mengatasi penyakit yang dikenal juga dengan istilah diabetes ini kami menggunakan obat-obat kimia. Namun, seperti yang sudah kita ketahui, mengonsumsi obat-obatan kimia sangat riskan karena risikonya tinggi. Tidak sedikit kasus yang terjadi, dengan minum obat kimia, kadar gula dalam tubuh malah menjadi sangat menurun. Tentu saja, hal ini menambah penderitaan. Setelah membaca beberapa buku mengenai obat-obatan tradisional, terutama jenis herba, penulis mulai tertarik terhadap brotowali ( Tinospora crispa). Sewaktu mengadakan perjalanan ke perkampungan Sunda untuk mencari brotowali, penduduk yang dijumpai mengatakan bahwa brotowali sangat manjur untuk obat kencing manis. Brotowali yang di daerah Sunda dikenal dengan nama andawali ini cukup direbus bagian batangnya (sekitar 10 cm) dan diminum setiap 3 kali sehari. Hasilnya ternyata sangat menggembirakan. Di samping itu, brotowali sering digunakan oleh seorang ibu yang ingin menyapih anaknya. Caranya cukup dengan mengoleskan air brotowali ke puting susu ibu, sehingga bayi enggan menyusu lagi.
Label:
curcuma domestica,
Kasus Obgin,
obat kencing manis,
penyakit kencing manis,
puting susu,
susu ibu,
tinospora crispa
Jangan terlalu cepat menyerah dalam menyusui
Tubuh seorang ibu yang hamil umumnya mempunyai waktu selama sembilan bulan untuk mempersiapkan pembentukan air susu; berikan waktu pada tubuh anda sedikitnya dua atau tiga bulan untuk mulai bekerja. Jika pada awalnya bayi anda diberi makan melalui botol, maka proses menyusui bisa lebih lama lagi. Bertekunlah. Jika pada permulaan bayi tidak banyak menghisap pada payudara, berikan tambahan rangsangan pada puting anda dengan memeras keluar air susu dengan tangan atau dengan pompa payudara.
Label:
bayi,
menyusui,
nutrisi,
Perawatan Obstetri
Rabu, 14 Maret 2012
Faktor-faktor yang memengaruhi pembentukan air susu ibu
Upaya Memperbanyak ASI
Faktor-faktor yang memengaruhi pembentukan air susu ibu meliputi:
1. Rangsangan otot-otot/ payudara. Rangsangan ini diperlukan untuk memperbanyak air susu ibu dengan mengaktivasi kelenjar-kelenjarnya. Otot-otot payudara terdiri dari otot-otot polos. Dengan adanva rangsangan, otot-otot akan berkontraksi lebih dan kontraksi ini diperlukan dalam laktasi. Rangsangan pada payudara dapat dilakukan dengan masase atau mengurut, atau menyiram payudara dengan air hangat dan dingin secara bergantian.
Bayi Enggan Menyusu
2. Keteraturan bayi mengisap. Isapan anak akan merangsang otot polos payudara untuk berkontraksi yang kemudian merangsang susunan saraf di sekitarnya dan meneruskan rangsangan ini ke otak. Otak akan memerintahkan kelenjar hipofisis posterior untuk mengeluarkan hormon pituitarin lebih banyak, sehingga kadar hormon estrogen dan progesteron yang masih ada menjadi lebih rendah. Pengeluaran hormon pituitarin yang lebih banyak akan memengaruhi kuatnya kontraksi otot-otot polos payudara dan uterus. Kontraksi otot-otot polos payudara berguna mempercepat pembentukan ASI, sedangkan kontraksi otot-otot polos uterus berguna untuk mempercepat involusi.
Faktor-faktor yang memengaruhi pembentukan air susu ibu meliputi:
1. Rangsangan otot-otot/ payudara. Rangsangan ini diperlukan untuk memperbanyak air susu ibu dengan mengaktivasi kelenjar-kelenjarnya. Otot-otot payudara terdiri dari otot-otot polos. Dengan adanva rangsangan, otot-otot akan berkontraksi lebih dan kontraksi ini diperlukan dalam laktasi. Rangsangan pada payudara dapat dilakukan dengan masase atau mengurut, atau menyiram payudara dengan air hangat dan dingin secara bergantian.
Bayi Enggan Menyusu
2. Keteraturan bayi mengisap. Isapan anak akan merangsang otot polos payudara untuk berkontraksi yang kemudian merangsang susunan saraf di sekitarnya dan meneruskan rangsangan ini ke otak. Otak akan memerintahkan kelenjar hipofisis posterior untuk mengeluarkan hormon pituitarin lebih banyak, sehingga kadar hormon estrogen dan progesteron yang masih ada menjadi lebih rendah. Pengeluaran hormon pituitarin yang lebih banyak akan memengaruhi kuatnya kontraksi otot-otot polos payudara dan uterus. Kontraksi otot-otot polos payudara berguna mempercepat pembentukan ASI, sedangkan kontraksi otot-otot polos uterus berguna untuk mempercepat involusi.
Bayi Enggan Menyusu
Bayi Enggan Menyusu
Bayi yang enggan menyusu harus mendapat perhatian khusus karena kadang-kadang merupakan gejala dari penyakit yang membahayakan jiwa bayi. Misalnya, anak yang sakit berat, tetanus neonatorum, meningitis/ ensefalitis, hiperbilirubinemia, dan sebagainya. Bila dicurigai adanya penyakit tersebut, sebaiknya bayi dirujuk ke dokter anak. Penyebab lain dari bayi enggan menyusu adalah:
Bayi yang enggan menyusu harus mendapat perhatian khusus karena kadang-kadang merupakan gejala dari penyakit yang membahayakan jiwa bayi. Misalnya, anak yang sakit berat, tetanus neonatorum, meningitis/ ensefalitis, hiperbilirubinemia, dan sebagainya. Bila dicurigai adanya penyakit tersebut, sebaiknya bayi dirujuk ke dokter anak. Penyebab lain dari bayi enggan menyusu adalah:
Rabu, 29 Februari 2012
Pengeluaran hasil konsepsi didasarkan 4 cara:
Pengeluaran hasil konsepsi didasarkan 4 cara:
1. Keluarnya kantong korion pada kehamilan yang sangat dini, meninggalkan sisa desidua.
2. Kantong amnion dan isinya (fetus) didorong keluar, meninggalkan korion dan desidua.
3. Pecahnya amnion terjadi dengan putusnya tali pusat dan pendorongan janin ke luar, tetapi mempertahankan sisa amnion dan korion (hanya janin yang dikeluarkan).
1. Keluarnya kantong korion pada kehamilan yang sangat dini, meninggalkan sisa desidua.
2. Kantong amnion dan isinya (fetus) didorong keluar, meninggalkan korion dan desidua.
3. Pecahnya amnion terjadi dengan putusnya tali pusat dan pendorongan janin ke luar, tetapi mempertahankan sisa amnion dan korion (hanya janin yang dikeluarkan).
Patogenesis abortus spontan
Kebanyakan abortus spontan terjadi segera setelah kematian janin yang kemucl ian diikuti dengan perdarahan ke dalam desidua basalis, lalu terjadi perubahan-perubahan nekrotik pada daerah implantasi, infiltrasi set-set peradangan akut, dan akhirnya perdarahan per vaginam. Buah kehamilan terlepas seluruhnya atau sebagian yang diinterpretasikan sebagai benda asing dalam rongga rahim. Hal ini menyebabkan kontraksi uterus dimulai, dan segera setelah itu terjadi pendorongan benda asing itu keluar rongga rahim (ekspulsi). Perlu ditekankan bahwa pada abortus spontan, kematian embrio biasanya terjadi paling lama 2 minggu sebelum perdarahan. Oleh karena itu, pengobatan untuk mempertahankan janin tidak layak dilakukan jika telah terjadi perdarahan banyak karena abortus tidak dapat dihindari.
Label:
abortus spontan,
Penyakit ObsGin,
plasenta,
vili korialis
Langganan:
Postingan (Atom)
Topik
Penyakit ObsGin
(56)
Kasus Obgin
(43)
Perawatan Obstetri
(42)
kehamilan
(27)
persalinan
(27)
Pelayanan Kesehatan Obtetri Ginekologi
(21)
Kedaruratan Ginekologi
(20)
Bedah Ginekologi
(17)
vagina
(15)
ibu hamil
(14)
janin
(13)
Anatomi Obstetri Ginekologi
(12)
infeksi
(11)
pertolongan persalinan
(11)
wanita hamil
(11)
plasenta previa
(10)
plasenta
(9)
proses persalinan
(9)
bayi
(8)
bidan
(8)
menstruasi
(8)
seksio sesarea
(8)
Vulva
(7)
hubungan seksual
(7)
informed consent
(7)
pembuluh darah
(7)
well born baby
(7)
Serviks
(6)
asfiksia
(6)
diabetes melitus
(6)
distosia
(6)
endometrium
(6)
muntah
(6)
ovarium
(6)
perineum
(6)
ultrasonografi
(6)
usia kehamilan
(6)
Amnion
(5)
Syok
(5)
abortus
(5)
atonia uteri
(5)
berat badan
(5)
estrogen
(5)
hipertensi
(5)
medis
(5)
menarche
(5)
peritonitis
(5)
rahim
(5)
uterus
(5)
wanita
(5)
well health mother
(5)
ASI
(4)
KPD
(4)
Ketuban Pecah Dini
(4)
Primigravida
(4)
Solusio Plasenta
(4)
air susu ibu
(4)
amenore
(4)
anamnesis
(4)
antibiotik
(4)
diagnosis
(4)
ginekologi
(4)
hiperemesis gravidarum
(4)
intervensi
(4)
kanker serviks
(4)
kematian ibu
(4)
kolostrum
(4)
kontraksi otot
(4)
melahirkan
(4)
metabolisme
(4)
multipara
(4)
oligohidramnion
(4)
ovulasi
(4)
payudara
(4)
pelayanan kesehatan
(4)
pengobatan
(4)
penyakit kandungan
(4)
pre eklampsia
(4)
sepsis
(4)
tekanan darah
(4)
tumor ovarium
(4)
usg
(4)
HIV
(3)
Hamil Anggur
(3)
Mola Hidatidosa
(3)
Morbiditas
(3)
Mortalitas
(3)
Perdarahan Antepartum
(3)
Polihidramnion
(3)
Preeklamsia
(3)
Retensio Plasenta
(3)
Robekan Perineum
(3)
angka kematian ibu
(3)
antibiotika
(3)
aterm
(3)
berat badan lahir rendah
(3)
biopsi
(3)
dehidrasi
(3)
dispareunia
(3)
dukun beranak
(3)
emesis
(3)
endokrin
(3)
episiotomi
(3)
gangguan haid
(3)
genitalia
(3)
ginjal
(3)
hemoroid
(3)
hidramnion
(3)
himen
(3)
histerektomi
(3)
induksi persalinan
(3)
infeksi hiv
(3)
infertilitas
(3)
kehamilan ektopik
(3)
kehamilan ganda
(3)
kelahiran anak
(3)
kelainan kromosom
(3)
kemandulan
(3)
kematian bayi
(3)
lendir
(3)
melahirkan bayi
(3)
mioma uteri
(3)
nyeri
(3)
obat obatan
(3)
patologi anatomi
(3)
pemeriksaan abdomen
(3)
penyakit jantung
(3)
peredaran darah
(3)
progesteron
(3)
rektum
(3)
rumah sakit
(3)
sectio caesarea
(3)
sel telur
(3)
sindrom
(3)
tiroid
(3)
tulang belakang
(3)
uteri
(3)
AIDS
(2)
ASI eksklusif
(2)
Aborsi
(2)
Alat Kontrasepsi Dalam Rahim
(2)
Amniosentesis
(2)
Bunyi jantung janin
(2)
Contraction stress test
(2)
DJJ
(2)
EVALUASI
(2)
Edema
(2)
Gawat janin
(2)
Hipotensi berat
(2)
IUD
(2)
IUS
(2)
Inversio Uteri
(2)
Kanker Rahim
(2)
Kasus Kedaruratan Ginekologi
(2)
Ketuban pecah
(2)
Kontrasepsi
(2)
Korion
(2)
Mual
(2)
Multigravida
(2)
Partograf
(2)
Perdarahan post partum
(2)
Plasenta Manual
(2)
SOAP
(2)
abnormal
(2)
air hangat
(2)
alergi
(2)
analisis fase luteal
(2)
analisis hormonal
(2)
analisis sperma
(2)
anamnesa
(2)
angka kematian ibu dan bayi
(2)
asuhan antenatal
(2)
awal kehamilan
(2)
bakteri patogen
(2)
bartholin
(2)
buah anggur
(2)
bunyi jantung
(2)
cairan dan elektrolit
(2)
cairan tubuh
(2)
cervix
(2)
denyut jantung
(2)
depo provera
(2)
depresi
(2)
dokter
(2)
dokumentasi kebidanan
(2)
epidural
(2)
fibrinogen
(2)
gejala
(2)
gizi ibu hamil
(2)
haid
(2)
hamil
(2)
harapan hidup
(2)
hipofisis
(2)
hipotensi
(2)
hirsutisme
(2)
hormon
(2)
hydramnion
(2)
ibu dan bayi
(2)
imunisasi
(2)
infertil
(2)
infus
(2)
intrapartum
(2)
kanker
(2)
kanker payudara
(2)
kebidanan
(2)
kelahiran
(2)
kelahiran bayi
(2)
keluarga berencana
(2)
kematian
(2)
kematian janin
(2)
kesuburan
(2)
kista
(2)
konsultasi
(2)
kortikosteroid
(2)
leukorea
(2)
lingkungan
(2)
malnutrisi
(2)
masa kehamilan
(2)
mastalgia
(2)
membran
(2)
mencegah kehamilan
(2)
meninggal dunia
(2)
menyusui
(2)
merokok
(2)
metronidazol
(2)
myoma
(2)
nekrosis
(2)
neonatus
(2)
obstetri dan ginekologi
(2)
oxytocin
(2)
pap smear
(2)
pelayanan medis
(2)
pelepasan prematur plasenta
(2)
pelvis
(2)
penilaian ovulasi
(2)
penyakit keturunan
(2)
penyakit malaria
(2)
perdarahan
(2)
perinatal
(2)
perkawinan
(2)
perkembangan bayi
(2)
perkembangan janin
(2)
pernapasan
(2)
pertumbuhan janin
(2)
pethidine
(2)
pil kb
(2)
pneumonia
(2)
proses kelahiran
(2)
prostaglandin
(2)
pubertas
(2)
puting susu
(2)
radiasi
(2)
rasional
(2)
sakit kepala
(2)
sanggama
(2)
seksual
(2)
sesak napas
(2)
sinus urogenital
(2)
sungsang
(2)
susu formula
(2)
syok hipovolemik
(2)
tekanan
(2)
teknologi kedokteran
(2)
tempat tidur
(2)
tenaga kesehatan
(2)
tentang kehamilan
(2)
terapi antibiotik
(2)
testosteron
(2)
tipis
(2)
trombosit
(2)
tuba
(2)
tuberkulosis
(2)
tumbuh kembang bayi
(2)
tumor
(2)
vaksin
(2)
vasa previa
(2)
10 Langkah Menuju Rumah Sakit Sayang Bayi
(1)
ABC
(1)
AKDR
(1)
Abortus provocatus
(1)
Abrupsio Plasenta
(1)
Amniocentesis
(1)
Amniotomi
(1)
Antenatal Screening
(1)
Aspek hukum dari tindakan abortus buatan
(1)
Bahaya mioma terhadap kehamilan
(1)
Beberapa tanda yang menunjukkan kehamilan ganda
(1)
Bentuk plasenta yang tidak serasi
(1)
CMI Tender Touch
(1)
CST
(1)
Cancer Surgery
(1)
Cara melakukan IMD
(1)
Cervidil
(1)
Changing Childbirth
(1)
Chorionic Villous Sampling
(1)
Cystotec
(1)
DIC
(1)
Diabetes maternal
(1)
Diameter biparietalis
(1)
Diameter bitemporalis
(1)
Diameter occipitofrontalis
(1)
Diameter submentobregmatica
(1)
Diameter suboccipitobregmatica
(1)
Diameter verticomentalis
(1)
Doppler Warna dan Berpulsa
(1)
Early rupture of membrane
(1)
Edema Vulva
(1)
Endometrial Cancer
(1)
Episode depresi pascanatal
(1)
Eritroblastosis fetalis
(1)
Estriol urine
(1)
Female Pelvic Anatomy
(1)
Gambaran klinik tetanus neonatorum
(1)
Gambaran klinis depresi pascanatal
(1)
Gangguan hormon
(1)
Glomerulonefritis
(1)
Gum disease
(1)
Haid Abnormal
(1)
Hematokrit
(1)
Hematoma Vagina
(1)
Hematoma vulva
(1)
Hiperoksigenasi
(1)
Hitung Leukosit
(1)
Hormon Chorionic Gonadotropin
(1)
IDENTIFIKASI TINDAKAN SEGERA
(1)
IMD Setelah Bedah Cesar
(1)
IMPLEMENTASI
(1)
IUD copper
(1)
IUGR
(1)
Imunoglobulin Anti-D
(1)
Indikasi Episiotomi
(1)
Indung Telur
(1)
Infark plasenta
(1)
Infeksi Pelvis
(1)
Infeksi Toksoplasma
(1)
Infertilitas sekunder
(1)
Inkompatibilitas rhesus
(1)
Inkompetensi serviks
(1)
Inkontinensia Uteri
(1)
Insulisiensi placenta
(1)
Intra Uterine System
(1)
Istilah Kebidanan
(1)
Jenis pemeriksaan Mola Hidatidosa
(1)
Kasus hamil anggur
(1)
Kauterisasi tuba falopii
(1)
Kehamilan dapat mempengaruhi mioma uteri
(1)
Kehamilan prekoks
(1)
Kelahiran dengan berat bayi lahir rendah
(1)
Kelainan Air Ketuban
(1)
Kelainan kelenjar pankreas
(1)
Kelainan kelenjar tiroid
(1)
Kelainan kongenital
(1)
Kerugian Kontap
(1)
Keuntungan Episiotomi
(1)
Keuntungan Kontap
(1)
Konsep Dasar Asuhan Antenatal
(1)
Konsep rooming in
(1)
Kontrasepsi IUD
(1)
Kordosentesis
(1)
Korioangioma
(1)
Kurangi aktivitas uterus
(1)
Kutil vulva
(1)
Leiomioma Degenerasi Merah
(1)
Lingkup asuhan kebidanan
(1)
Lobus succenturiate
(1)
Malaria berat
(1)
Manfaat IMD
(1)
Masa pemulihan
(1)
Memperbaiki fungsi kerja organ-organ tubuh
(1)
Mengurangi tekanan pada janin
(1)
Metode kuretase
(1)
Metode tindak lanjut
(1)
MgSO4
(1)
Mixedema
(1)
Mola kruenta
(1)
Mola tuberosa
(1)
Morbus basedowi
(1)
Nilai Skor Bishop
(1)
Observasi bayi
(1)
P3
(1)
PASG
(1)
PID
(1)
Parametritis
(1)
Partus Terlantar
(1)
Partus kasep
(1)
Partus lama
(1)
Pastikan diagnosis
(1)
Pelvic Lymphadenectomy
(1)
Pembengkakan vulva
(1)
Pemeriksaan Fisik
(1)
Penapisan Antenatal
(1)
Pengobatan Hamil Anggur
(1)
Pengukuran-serf ultrasonik
(1)
Penyakit gusi
(1)
Penyakit sinaga
(1)
Perbaiki hipotensi
(1)
Perbaiki ketidakseimbangan metabolik
(1)
Perdarahan Kanker Serviks
(1)
Persalinan percobaan
(1)
Pil KB Kombinasi
(1)
Plasenta berbentuk cincin
(1)
Plasenta bipartite
(1)
Plasenta ekstrakorialis
(1)
Plasenta fenestrasi
(1)
Plasenta sirkummarginal
(1)
Plasenta sirkumvalata
(1)
Postmortem caesarean
(1)
Posyandu
(1)
Primum noncere first do no harm
(1)
Prinsip dasar kehamilan dan mioma uterus
(1)
Prolaps Uteri
(1)
Prolapsus litniculus umbilicalis
(1)
Pruritus vulva
(1)
Radical Hysterectomy
(1)
Radical vaginal trachelectomie
(1)
Referensi teknik pemeriksaan fisik
(1)
Rekanalisasi Kontap
(1)
Riwayat Kesehatan
(1)
Riwayat haid
(1)
SC
(1)
Salpingo-ooforitis
(1)
Sasaran pengembangan desa siaga
(1)
Seksio sesarea pada kombinasi hamil dan mioma uteri
(1)
Siapkan tenaga keadaan darurat
(1)
Sikatriks Vulva
(1)
Sindroma Down
(1)
Sindroma HELLP
(1)
Spermatogenesis defektif
(1)
Suhu
(1)
Suhu Basal Tubuh
(1)
Suntik KB
(1)
Susuk KB
(1)
Teknologi Obstetri
(1)
Terapi hormon
(1)
Test nonstress
(1)
Toksikum eritema
(1)
Torsi tumor adneksa
(1)
Trachelectomie
(1)
Trauma dada
(1)
Trisomy 13
(1)
Trisomy 18
(1)
Trombosis pembuluh darah janin
(1)
Tujuan rumah sakit sayang bayi
(1)
Tujuan umum desa siaga
(1)
Tumor Adneksa Permagna
(1)
Ubah posisi ibu
(1)
Varises vena
(1)
WHO
(1)
abdomen
(1)
abdominal contents
(1)
ablasio plasenta
(1)
abortus spontan
(1)
adrenalin
(1)
aerobik
(1)
aesculapius
(1)
agenesis
(1)
air bersih
(1)
alkoholik
(1)
allantois
(1)
american cancer society
(1)
amniosintesis
(1)
ampicillin
(1)
ampul
(1)
ampula
(1)
anabolik
(1)
analgesik
(1)
anc
(1)
androgen
(1)
andrologi
(1)
anemia
(1)
anemia berat
(1)
anemia pada ibu hamil
(1)
aneuploidi
(1)
angka kematian
(1)
angka kematian bayi
(1)
anomali
(1)
anomali kongenital
(1)
anovulatoir
(1)
ante natal care
(1)
antenatal care
(1)
anti hipertensi
(1)
antihistamin
(1)
antineoplastic agents
(1)
apotek
(1)
apusan Papanicolaou
(1)
areola
(1)
asam basa
(1)
asfiksia neonatorum
(1)
asinklitismus
(1)
asites
(1)
asma
(1)
aspirasi pneumonia
(1)
aspirin
(1)
aturan Nagele
(1)
ayah
(1)
ayurvedic college
(1)
bartolin
(1)
batasan
(1)
batuk
(1)
bayi bayi
(1)
bayi kembar
(1)
bcg
(1)
benadryl
(1)
berat badan bayi
(1)
berenang
(1)
berhenti merokok
(1)
bersih dan sehat
(1)
bina keluarga balita
(1)
bkkbn
(1)
blighted ovum
(1)
blood sampling
(1)
bnf
(1)
bokong
(1)
breech presentation
(1)
broad spectrum antibiotics
(1)
buah buahan
(1)
bunuh diri
(1)
cacar air
(1)
cacat bawaan
(1)
cacing tambang
(1)
cairan
(1)
calcitonin gene
(1)
caput succedaneum
(1)
carcinoma
(1)
cedera saraf kranialis
(1)
cemas
(1)
cephal hematom
(1)
cervical cancer
(1)
charting by exception
(1)
chignon
(1)
chorioamnionitis
(1)
chorionic gonadotropin
(1)
ciri
(1)
ciri-ciri desa siaga
(1)
clostridium welchii
(1)
complete mole
(1)
cross match
(1)
ct scan
(1)
ctg
(1)
cuci tangan
(1)
cul de sac
(1)
curcuma domestica
(1)
daging
(1)
darurat
(1)
decrement
(1)
demam
(1)
demam berdarah
(1)
demerol
(1)
depot medroxyprogesterone acetate
(1)
desa siaga
(1)
desidua
(1)
developmental disorder
(1)
dewa
(1)
diagnosis tuba falopii
(1)
diameter kepala janin
(1)
diazepam
(1)
dilator
(1)
displasia
(1)
distosia bahu
(1)
distribusi
(1)
dna
(1)
dokter anak
(1)
donor darah
(1)
doptone
(1)
downward trend
(1)
dystocia
(1)
early pregnancy factor
(1)
ekstraksi
(1)
ekstrauterin
(1)
emansipasi wanita
(1)
emboli
(1)
emosi
(1)
endometriosis
(1)
endometritis
(1)
ensefalitis
(1)
enukleasi mata
(1)
epididimis
(1)
epinefrin
(1)
ergometrine
(1)
ergotrate
(1)
eritrosit
(1)
erythroblastosis
(1)
erythromycin
(1)
escherichia coli
(1)
etik
(1)
etika profesi
(1)
evaporasi
(1)
evisceration
(1)
fecal odor
(1)
fenomena tromboembolik
(1)
fetal alcohol effects
(1)
fetal alcohol syndrome
(1)
fetal heart rate
(1)
fetoscope
(1)
fibrosis
(1)
figure of eight
(1)
filament nylon
(1)
filsafat
(1)
fimbriae
(1)
fistula
(1)
flowsheet
(1)
foetus compressus
(1)
foetus papyraceus
(1)
footling presentation
(1)
formalin
(1)
formula 3
(1)
fosfor
(1)
four pillars
(1)
frank breech
(1)
freenulum linguae
(1)
frekuensi
(1)
fsh
(1)
ft3 ft4
(1)
fundus
(1)
fungsi ginjal
(1)
funiculus
(1)
gagal ginjal
(1)
galaktosa
(1)
gangguan asam-basa
(1)
gangguan metabolisme
(1)
gangguan pernapasan
(1)
gap junction
(1)
gas exchange
(1)
gejala kanker rahim
(1)
gejala kehamilan
(1)
gelombang bunyi
(1)
genetalia
(1)
genetika
(1)
genital
(1)
gerakan janin
(1)
gizi dan istirahat
(1)
gizi masyarakat
(1)
glukosamin
(1)
gram negatif
(1)
granulosa
(1)
gula garam
(1)
halotan
(1)
hambatan pertumbuhan janin
(1)
hamil di luar nikah
(1)
handuk
(1)
hari pertama haid terakhir
(1)
health
(1)
hemangioma
(1)
hemangioma plasenta
(1)
hematoma
(1)
herbal vitamin
(1)
herpes
(1)
herpes genitalis
(1)
herpes simpleks
(1)
hidrosefalus
(1)
high risk pregnancy
(1)
hiperkeratosis
(1)
hiperplasia
(1)
hipertensi kehamilan
(1)
hipertiroidismus
(1)
hipnotis
(1)
hipoglisemia
(1)
hipoksia
(1)
hipotermia
(1)
hipotiroidismus
(1)
hipovolemia
(1)
histamin
(1)
holistik
(1)
hormon estrogen
(1)
hormon levonorgestrel
(1)
hormon tiroid
(1)
hpv
(1)
hubungan dokter
(1)
hukum
(1)
human being
(1)
hymen
(1)
ibu kartini
(1)
ibu melahirkan
(1)
ilmu kebidanan
(1)
ilmu pengetahuan dan teknologi
(1)
immunoassay
(1)
impending eklamsia
(1)
increment
(1)
induction of labor
(1)
indurasi
(1)
infeksi saluran kemih
(1)
infiltrasi
(1)
inseminasi buatan
(1)
insulin diabetes
(1)
intestinal peptide
(1)
intra uterine growth retardation
(1)
iud paragard
(1)
jagung
(1)
jantung
(1)
jaringan epitel
(1)
journal of obstetrics
(1)
kalangan remaja
(1)
kanker endometrium
(1)
kardiovaskular
(1)
kariotipe
(1)
kateter
(1)
kateter Foley
(1)
kawin
(1)
keamanan
(1)
kecemasan
(1)
keguguran
(1)
kehamilan kembar
(1)
kehamilan pada remaja
(1)
kehamilan pertama
(1)
kejang otot
(1)
keju
(1)
kekurangan kalsium
(1)
kekurangan vitamin
(1)
kelainan serebrovaskular
(1)
kelamin
(1)
kelenjar hipofisis
(1)
kelenjar pituari
(1)
kelenjar tiroid
(1)
kemaluan
(1)
kematian bayi baru lahir
(1)
kematian ibu hamil
(1)
kembar siam
(1)
kemoterapi
(1)
keperawatan
(1)
kepribadian
(1)
keputihan
(1)
keracunan kehamilan
(1)
kernikterus
(1)
kesehatan
(1)
kesehatan bayi
(1)
kesehatan lingkungan
(1)
kesehatan masyarakat
(1)
kesehatan reproduksi
(1)
keseimbangan cairan dan elektrolit
(1)
kista ovarium
(1)
kistadenokarsinoma serasa
(1)
klamidia
(1)
klinik
(1)
klinik bersalin
(1)
klitoris
(1)
klostridium tetani
(1)
kolagen
(1)
koma
(1)
komplit
(1)
konduksi
(1)
konsepsi
(1)
konsultasi dokter
(1)
kontrasepsi hormonal
(1)
konveksi
(1)
korioamnionitis
(1)
korona radiata
(1)
korpus
(1)
korteks
(1)
kreatinin
(1)
kromosom
(1)
kronik
(1)
kronis
(1)
kualitas hidup
(1)
kurang darah
(1)
kurang gizi
(1)
kuret
(1)
kutukan
(1)
labia mayora
(1)
labia minora
(1)
laboratorium
(1)
lactobacilus
(1)
lafal sumpah dokter
(1)
laki laki
(1)
laktosa
(1)
laminaria stift
(1)
lasenta membranosa
(1)
lepra
(1)
liberalisasi
(1)
lintah
(1)
lokia
(1)
lumen
(1)
luteinizing hormone
(1)
magnetic resonance imaging
(1)
makanan bergizi
(1)
makanan tambahan
(1)
malaria
(1)
malaria falciparum
(1)
malaria kongenital
(1)
malaria serebral
(1)
malpraktek
(1)
masa nifas
(1)
masalah kehamilan
(1)
masker bag-valve
(1)
maternity care
(1)
maturitas
(1)
medroxyprogesterone
(1)
megap
(1)
meig
(1)
meig syndrome
(1)
mekonium
(1)
meneteki
(1)
mengandung
(1)
menghisap
(1)
menikah
(1)
meningitis
(1)
menometroragia
(1)
menopause
(1)
menorrhagia
(1)
merangsang
(1)
metabolisme tubuh
(1)
metastasis
(1)
metil salisilat
(1)
metode kontrasepsi
(1)
midwifery
(1)
mielin
(1)
migrain
(1)
migren
(1)
minyak kelapa
(1)
misoprostol
(1)
mobilitas
(1)
mongolisme
(1)
moniliasis
(1)
mood swing
(1)
morning sickness
(1)
mortality rate
(1)
moulage
(1)
multiple pregnancy
(1)
mulut
(1)
national maternity hospital
(1)
natrium
(1)
neglected labour
(1)
neisseria gonorrhoeae
(1)
neuralgia
(1)
nimo
(1)
non stress test
(1)
nutrisi
(1)
nutrisi untuk janin
(1)
nyaman
(1)
nyeri haid
(1)
nyeri otot
(1)
nyeri persalinan
(1)
nyeri punggung
(1)
obat kencing manis
(1)
oksitosin
(1)
olahraga
(1)
oligospermia
(1)
ostium
(1)
ostium uteri internum
(1)
otot
(1)
ovariotomi
(1)
overstreet
(1)
ovulatoir
(1)
parametrium
(1)
parathyroid
(1)
parathyroid hormone-related peptide
(1)
pars
(1)
partial mole
(1)
partogram
(1)
partus
(1)
pasca
(1)
patogen
(1)
pelecehan seksual
(1)
pelvic inflammatory disease
(1)
pemasangan chest tube
(1)
pembekuan darah
(1)
pembengkakan payudara
(1)
pembiakan
(1)
pemeriksaan bakteriologi
(1)
pemeriksaan pap smear
(1)
pendarahan
(1)
pendarahan rahim abnormal
(1)
pendarahan spontan
(1)
penelitian
(1)
pengetahuan
(1)
pengobatan alternatif
(1)
penicillin
(1)
penisilin
(1)
penyakit
(1)
penyakit diabetes
(1)
penyakit diare
(1)
penyakit genitalia
(1)
penyakit gula
(1)
penyakit infeksi
(1)
penyakit kanker
(1)
penyakit kencing manis
(1)
penyakit menular seksual
(1)
penyakit paru paru
(1)
penyakit psikiatrik pascanatal
(1)
penyebaran infeksi
(1)
penyediaan air bersih
(1)
perawatan bayi
(1)
perawatan paliatif
(1)
perawatan tali pusat
(1)
perdarahan aksidental
(1)
perhiasan
(1)
perilaku seksual remaja
(1)
perimenopause
(1)
perinatologi
(1)
perineotomi
(1)
peritonium
(1)
perkembangan janin dalam rahim
(1)
persalinan lama
(1)
persalinan per vaginam
(1)
persalinan prematuritas IUGR
(1)
persalinan terlantar
(1)
pertumbuhan tulang
(1)
pertumhuhan janin terhambat
(1)
perut
(1)
pheromones
(1)
pitocin
(1)
placenta
(1)
plasenta difusa
(1)
plasenta dwilobus
(1)
plasenta letak rendah
(1)
plasmodium falciparum
(1)
pneumatic anti-shock garment
(1)
polip
(1)
polip endometrium
(1)
portio
(1)
posisi
(1)
preeklamsi berat
(1)
prematur
(1)
premature rupture of membrane
(1)
prevost
(1)
pria
(1)
primipara
(1)
progestin
(1)
program Kontap
(1)
prolaktin
(1)
proses kehamilan
(1)
proses menstruasi
(1)
proses penyembuhan luka
(1)
prostaglandin e2
(1)
protein c
(1)
protrusion
(1)
psikolog
(1)
psikologi
(1)
pt ptt
(1)
pubarche
(1)
pubis
(1)
puerperalis
(1)
puerperium
(1)
puting
(1)
radang
(1)
radang paru paru
(1)
radiologi
(1)
rawat inap
(1)
refleksologi
(1)
releasing hormone
(1)
reproduksi
(1)
resiko
(1)
resistensi insulin
(1)
resusitasi
(1)
rhesus negatif
(1)
rhesus positif
(1)
rhogam
(1)
rigor mortis
(1)
rileks
(1)
ringer laktat
(1)
riwayat menyakiti diri sendiri
(1)
rubela
(1)
rumah tangga
(1)
ruptur
(1)
safety efficacy
(1)
saluran napas
(1)
saluran reproduksi
(1)
sarkoma
(1)
sarung tangan
(1)
savlon
(1)
sayuran
(1)
seks pranikah
(1)
selaput dara
(1)
sensitif
(1)
sepeda
(1)
septum
(1)
serebral palsi
(1)
sesak nafas
(1)
siklus kreb
(1)
siklus menstruasi
(1)
sindrom pre-baby blues
(1)
sindroma Edward
(1)
sindroma Patau
(1)
sintosinon
(1)
sistem pembiayaan kesehatan
(1)
sistem reproduksi
(1)
snow flake
(1)
solusio Burowi
(1)
sonicaid
(1)
specimen
(1)
spermatozoa
(1)
standar profesi
(1)
status asmatikus
(1)
stein leventhal
(1)
steril
(1)
sterilisasi
(1)
stetoskop
(1)
stetoskop Pinard
(1)
stomata
(1)
streptomycin
(1)
suhu tubuh
(1)
sumpah dokter
(1)
suprarenal
(1)
susu buatan
(1)
susu ibu
(1)
tali pusat
(1)
tanda Naujoke
(1)
tanda Spalding
(1)
target goal
(1)
tay sachs
(1)
tbc
(1)
tekanan hidrostatik
(1)
tekanan intrakranial
(1)
tekanan osmotik
(1)
teknologi
(1)
telapak
(1)
telarche
(1)
telor
(1)
tempat penitipan anak
(1)
tenaga kerja
(1)
tengkorak janin
(1)
terapi
(1)
termometer
(1)
test mantoux
(1)
testis
(1)
tetanus neonatorum
(1)
tidur
(1)
tifus
(1)
tinospora crispa
(1)
tokoh kedokteran
(1)
trakeostomi
(1)
transfusi darah
(1)
transvaginal
(1)
transverse incision
(1)
trauma
(1)
treponema pallidum
(1)
trial of labor
(1)
trofoblas gestasional
(1)
tromboflebitis
(1)
trombosis
(1)
tumor ganas
(1)
uji pasca-sanggama
(1)
ujian darah
(1)
ujian kompetensi dokter
(1)
ukcc
(1)
ukuran payudara
(1)
ulkus
(1)
ureter
(1)
uretra
(1)
urologi
(1)
usus buntu
(1)
uteritonika
(1)
uterus bikornu
(1)
vakum
(1)
vanished twin
(1)
variabel
(1)
varikokel
(1)
vascular bed
(1)
vasektomi
(1)
vasoactive intestinal peptide
(1)
vili korialis
(1)
virus hpv
(1)
virus penyakit
(1)
visera
(1)
vitamin yang larut dalam lemak
(1)
vlek
(1)
vulvar disease
(1)
waktu subur perempuan
(1)
wanita bersalin
(1)
wbc
(1)
wound closure
(1)
wound dehiscence
(1)
yunani
(1)
zoster
(1)