Ventilasi dan oksigenasi adekuat bersifat penting. Intubasi atau trakeostomi harus dipertimbangkan bila pasien menunjukkan bukti-bukti obstruksi jalan napas.
Cairan intravena dengan 1000 ml dekstrosa 5% dalam air diberikan segera.
Antihistamin adalah penghambat kompetitif histamin pada sel sasaran. Karena histamin telah dilibatkan sebagai mediator anafilaksis, maka antihistamin diresepkan intra-vena atau intramuskuler. Difenhidramin hidroklorida (Benadryl) 50 mg atau obat yang ekuivalen dianjurkan.
Aminofilin adalah bronkodilator kuat dan sangat bermanfaat jika bronkospasme tidak berespon terhadap epinefrin. Dosisnya 250 sampai 500 mg, diberikan perlahan-lahan secara intravena. Bronkospasme yang persisten membutuhkan terapi serupa dengan terapi status asmatikus. Pemantauan gas darah diperlukan untuk evaluasi fungsi paru.
Vasopresor dapat diindikasikan untuk hipotensi berat. Jika 50 sampai 100 mg metaraminol bitartrat dilanitkan dalam 500 ml anion dekstrosa 5%, maka kecepatan infus disesuaikan dengan respon tekanan darah. Tetapi selama kehamilan, risiko kegagalan aliran darah uterus harus dipertimbangkan.
Kortikosteroid dapat memberikan efek bennanfaat, terutama jika gejala memanjang. Deksametason 4 sampai 20 mg secara intravena, atau metilprednisolon, 200 sampai 100 mg secara intravena, dapat diberikan dengan interval 4 jam.
Pustaka
Kedaruratan Obstetri dan Ginekologi Oleh Kapita Selekta
Tidak ada komentar:
Posting Komentar